71-2011. R i n d u k u
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Rinduku...
Bagai rindunya pengikut Musa yang tersesat di gurun sinai.
Bagaikan bayi yang harus pelukan bunda yang membelai.
Bagaikan ladang subur tumbuhkan rimbunnya kejelai.
Bagai Qais rindukan Laila sampai jasadnya terkulai.
Dalam cinta yang padamkan api abadi Negeri Persia.
Bawa Panglima Musanna Taklukkan keangkuhan Kisra.
Bagai ibunda musa hanyutkan putra tercinta dalam airmata.
Yang tertoreh dalam catatan abadi kitab suci sepanjang masa.
II
Rinduku...
Adalah kerinduan yang tersembunyi dalam malunya tumpukan dosa.
Ia berada dalam jiwa seorang hamba yang kadang berputus asa.
Ia pun hadir dalam lembutnya belaian embun malam nan basah.
Juga ada dalam gejolak jiwa yang takut datangnya siksa.
Dalam gelap dan sepinya malam saat makhluk bumi tertidur.
Terdengar bisik rindu dengan bibir yang gemetar lantunkan tutur.
Mohon dijauhkan oleh-Nya dari sakit dan beratnya siksaan dikubur.
Serta dikaruniai surga yang didalamnya penuh nikmat dan rahmat bertabur.
III
Rinduku..
Adalah kerinduan pada indahnya sebuah janji suci.
Kelak di Padang Mahsyar ada golongan yang terlindungi.
Dari mendidihnya otak dan daging karena panas terik mentari.
Dan dari kebutaan ditengah padang nan luas karena kealpaan diri.
Rinduku kadang sinarnya kelam bagaikan redupnya cahaya pelita.
Yang kesuciannya ternoda oleh buruk dan kelamnya dusta.
Yang tertutup nafsu karena terlena pandangan mata.
dan lupa pada kelak sakit dan pedihnya derita.
IV
Rinduku...
Bagaikan rindunya pengembara pada oase dalam dahaga.
Bagaikan kilatan para pedang mujahid yang rindukan surga.
Bagaikan rindunya ikan pada bening dan dinginnya telaga.
Bagai rindunya sang rajawali terbang diputihnya sang mega.
Dalam kerinduan dan gejolak kehambaan yang tiada istiqomah.
Bermohon hamba pada-Mu wahai sang pemilik Rahmah.
Berikan hamba akhir kehidupan husnul khotimah.
Dan akhirat yang baik dalam nikmatnya jannah.
Ilahi, selain Engkau, semua akan berakhir fana.
Inderalaya, Perempat Malam
al Faqiir
Hamdi Akhsan.
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Rinduku...
Bagai rindunya pengikut Musa yang tersesat di gurun sinai.
Bagaikan bayi yang harus pelukan bunda yang membelai.
Bagaikan ladang subur tumbuhkan rimbunnya kejelai.
Bagai Qais rindukan Laila sampai jasadnya terkulai.
Dalam cinta yang padamkan api abadi Negeri Persia.
Bawa Panglima Musanna Taklukkan keangkuhan Kisra.
Bagai ibunda musa hanyutkan putra tercinta dalam airmata.
Yang tertoreh dalam catatan abadi kitab suci sepanjang masa.
II
Rinduku...
Adalah kerinduan yang tersembunyi dalam malunya tumpukan dosa.
Ia berada dalam jiwa seorang hamba yang kadang berputus asa.
Ia pun hadir dalam lembutnya belaian embun malam nan basah.
Juga ada dalam gejolak jiwa yang takut datangnya siksa.
Dalam gelap dan sepinya malam saat makhluk bumi tertidur.
Terdengar bisik rindu dengan bibir yang gemetar lantunkan tutur.
Mohon dijauhkan oleh-Nya dari sakit dan beratnya siksaan dikubur.
Serta dikaruniai surga yang didalamnya penuh nikmat dan rahmat bertabur.
III
Rinduku..
Adalah kerinduan pada indahnya sebuah janji suci.
Kelak di Padang Mahsyar ada golongan yang terlindungi.
Dari mendidihnya otak dan daging karena panas terik mentari.
Dan dari kebutaan ditengah padang nan luas karena kealpaan diri.
Rinduku kadang sinarnya kelam bagaikan redupnya cahaya pelita.
Yang kesuciannya ternoda oleh buruk dan kelamnya dusta.
Yang tertutup nafsu karena terlena pandangan mata.
dan lupa pada kelak sakit dan pedihnya derita.
IV
Rinduku...
Bagaikan rindunya pengembara pada oase dalam dahaga.
Bagaikan kilatan para pedang mujahid yang rindukan surga.
Bagaikan rindunya ikan pada bening dan dinginnya telaga.
Bagai rindunya sang rajawali terbang diputihnya sang mega.
Dalam kerinduan dan gejolak kehambaan yang tiada istiqomah.
Bermohon hamba pada-Mu wahai sang pemilik Rahmah.
Berikan hamba akhir kehidupan husnul khotimah.
Dan akhirat yang baik dalam nikmatnya jannah.
Ilahi, selain Engkau, semua akan berakhir fana.
Inderalaya, Perempat Malam
al Faqiir
Hamdi Akhsan.
0 komentar:
Posting Komentar