54-2011. Kekasih, hamba-Mu kurang bersyukur.
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Dengarlah ratap perih seorang pecundang.
Yang hidupnya jatuh bangun dalam berjuang.
Dalam kasih-Mu yang agung terkadang bimbang.
Dan terlalai ketika kerentaan jasad mulai menjelang.
Dalam cinta yang bergelimang syahwat ia meratap.
Mohon pada-Mu agar diberi iman yang mantap.
Hidup dalam keyakinan yang selalu tetap.
Mengabdi pencipta langit tak beratap.
II
Kekasih...
Hamba malu untuk meminta pada-Mu.
Karena lalai syukuri begitu banyak nikmat-Mu.
Kala menderita baru memohon pertolongan-Mu
Saat senang tidak menyadari semua datang dari-Mu.
Betapa malunya diri hamba tatkala datang sembelit.
Terasa apa yang tak berharga harus dibuang sakit
Bahkan sampai harus diantar pergi ke rumah sakit.
Karena tak syukur nikmat yang dianggap sedikit.
III
Kekasih, sungguh nikmat-Mu tiada terhingga.
Berikan kebaikan tuk seluruh jiwa dan raga.
Rezeki mengalir melimpah bak air telaga.
Baik yang sudah tentu atau tak terduga.
Kadang Keyakinan kalah oleh cacing.
Tiada tangan dan kaki organ penting.
Atau otak dalam kepala dibungkus kening.
Terhadap keterbatasan mereka tak muring.
Sungguh airmata mengalir bila teringat sering.
IV
Kekasih...
Bermohon hamba dengan airmata mengalir.
Mulutku membisu dibelai dingin angin semilir.
Berilah hamba jiwa dermawan dan jauh dari kikir.
Yang selamatkan hamba dari dahsyat siksa hari akhir.
Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Dengarlah ratap perih seorang pecundang.
Yang hidupnya jatuh bangun dalam berjuang.
Dalam kasih-Mu yang agung terkadang bimbang.
Dan terlalai ketika kerentaan jasad mulai menjelang.
Dalam cinta yang bergelimang syahwat ia meratap.
Mohon pada-Mu agar diberi iman yang mantap.
Hidup dalam keyakinan yang selalu tetap.
Mengabdi pencipta langit tak beratap.
II
Kekasih...
Hamba malu untuk meminta pada-Mu.
Karena lalai syukuri begitu banyak nikmat-Mu.
Kala menderita baru memohon pertolongan-Mu
Saat senang tidak menyadari semua datang dari-Mu.
Betapa malunya diri hamba tatkala datang sembelit.
Terasa apa yang tak berharga harus dibuang sakit
Bahkan sampai harus diantar pergi ke rumah sakit.
Karena tak syukur nikmat yang dianggap sedikit.
III
Kekasih, sungguh nikmat-Mu tiada terhingga.
Berikan kebaikan tuk seluruh jiwa dan raga.
Rezeki mengalir melimpah bak air telaga.
Baik yang sudah tentu atau tak terduga.
Kadang Keyakinan kalah oleh cacing.
Tiada tangan dan kaki organ penting.
Atau otak dalam kepala dibungkus kening.
Terhadap keterbatasan mereka tak muring.
Sungguh airmata mengalir bila teringat sering.
IV
Kekasih...
Bermohon hamba dengan airmata mengalir.
Mulutku membisu dibelai dingin angin semilir.
Berilah hamba jiwa dermawan dan jauh dari kikir.
Yang selamatkan hamba dari dahsyat siksa hari akhir.
Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar