Oleh
Hamdi Akhsan
I
Nun jauh diufuk cakrawala malam.
Tatkala langit pancarkan cahaya temaram.
Seorang hamba cucurkan airmata walau mulutnya diam.
Gemuruh dadanya gambarkan duka dan kepedihan mendalam.
Dalam sedu sedan yang tak terucap.
Ia tadahkan tangan gemetar berisi selaksa harap.
Agar iman didalam dada senantiasa kuat dan mantap.
Dan memohon ampunan atas seluruh dosa dan prilaku khilaf.
II
Pelan terdengar bibirnya bisikkan ungkapan hati.
Kekasih, selamatkan hamba dari gelombang sakit disaat mati.
Mudahkan hamba-Mu tatkala sirath yang sangat tajam harus dititi.
Dan hindarkan hamba dari ganasnya cambukan malaikat yang membawa cemeti.
Pelan namun pasti, dadanya bergemuruh tiada berhenti.
Sedu sedan iringi perjalanan hidup yang merasa tiada arti.
Tangannya gemetar tengadah iringi ngilunya sendi-sendi.
Tatkala usianya makin mengarah ke masa senjanya hari.
III
Dalam dinginnya embun malam yang merayap pelan.
Tubuh rentanya mulai rasakan sakit dan kedinginan.
Bibirnya terus ucapkan bisik sampaikan segala keinginan.
Sebagai manifestasi rasa takut dan harap dijalan iman.
Kadang, dalam diam ia berkomptempolasi.
Inginnya berhenti meratapi hidup sendiri.
Bagai ilalang yang tumbuh di padang sepi.
Pasrah kemana angin akan membawa pergi.
IV
Kekasih...
Dalam rapuhnya jasad yang semakin renta.
Pada-Mu yang Agung hamba berpinta.
Berilah hamba baiknya kabar berita.
Disaat kelak menutup mata.
Al Faqir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar