Jumat, 04 Maret 2011

8-2011. Kebaikan-Mu (Bagian ke-4 : IHSANALLAH).

 
8-2011. Kebaikan-Mu (Bagian ke-4 : IHSANALLAH).

Oleh
Hamdi Akhsan.


I
Kekasih...
Dalam diam seorang hamba bertanya pada diri,
sudahkah engkau hitung nikmat dari-Nya Yang Maha Pemberi.
Yang letakkan energi pada jantung untuk pompa  darah ke urat nadi,
Serta kirimkan oksigen manakala tubuh yang renta  lelap bagai seorang bayi.

Betapa airmata mengalir atas semua kekufuran nikmat-Mu Yang Agung.
Engkau berikan ribuan syaraf yang rumit dalam diri tanpa saling bergulung.
Telinga yang mendengar, mata yang melihat sungguh beruntung.
Betapa  nikmat kebaikan-Mu tiada terhitung.

II
Kekasih...
Rasul-Mu yang agung telah bersabda.
Tentang kebaikan yang tak tampak mata,
Yang seolah seorang hamba dilihat aktivitasnya,
Dan dalam  aktivitas  hidup rasakan  kehadiran-Nya.

Cinta seorang  hamba pada-Mu akan lahirkan keikhlasan.
Bagai seorang ibu yang haru  karena  sebuah tangisan.
Bak rindunya pencinta-Mu syahid dalam peperangan.
Atau bak rindunya seruling bambu dengan tiupan.

III
Betapa zaman telah berikan fakta tak terbantah.
Tentang pencinta yang dapatkan Ihsan-Mu di setiap masa.
Ibrahim Khalil tersenyum dalam lautan api yang panas membara.
atau Zun Nun Al Misri yang rintihnya kumpulkan ikan bawa ribuan mutiara.

Kesertaan-Mu  terpahat dalam  abadinya cinta  mereka yang Engkau pilih.
Rabi'atul Adawiyah kehilangan rasa benci dan hatinya penuh kasih.
Yang miliki abadinya cinta pada-Mu sampai tulang memutih.
Yang  tersenyum  hadapi sakit dan derita tanpa rintih.

IV
Kekasih...
Teringat hamba  pada manusia mulia dari  keturunan yang mulia.
Zainal Abidin As-Sajjad yang tiap detak jantungnya sebut asma.
Setiap  tarikan  nafasnya  tak  pernah  lalai  lantunkan  zikrullah.
Sungguh sebuah  cinta yang  terpatri  dalam tinta emas sejarah.

Bunga-bunga ruhaniah penerima kebaikan Ilahi tertebar sepanjang sejarah.
Ibrahim bin Adham dalam sekarat dikirimi seekor burung tuk beri makan padanya.
ataukah pertaubatan seorang Abu Dzar sang Pengganas padang pasir di zamannya.
Atau tangisan pilu Umar Al Faruq yang syaitanpun tunggang langgang jumpa dengannya.

V
Sungguh penerima  kebaikan-Nya  akan disertai-Nya seberat  apapun coba dan rintangan.
Akan  didatangkan-Nya tentara  malaikat yang  terjun membantu dalam peperangan.
Diberi-Nya makan dan minum bagaikan manna dan salwa dalam derita kelaparan.
Keteguhan  dan ketenangan  yang dinginkan api saat Ibrahim dipembakaran.

Bagi mereka yang menerima kebaikan Ilahi dan karunia kesertaan-Nya.
Tiada   ketakutan,  kesedihan, serta   kecemasan  hidup  atas  mereka.
Yang kuat adalah keyakinan, keteguhan dan kerinduan untuk berjumpa.
Dan mereka pun pasti akan mendapatkan  karunia  Ilahi didalam surga.

Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar