Selasa, 08 Maret 2011

73-2011. Andai Saatnya Tiba

73-2011. Andai Saatnya Tiba

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Kekasih...
Hamba tak  tahu  kapan janjiku  dahulu dialam azali.
Hambapun tak tahu kapan datangnya penyempurna hari.
Hamba pasrah  kapan terhadap  ketentuan-Mu untuk kembali.
Karena nyawa di jasad rapuhku hanya titipan-Mu wahai Ilahi Robbi.

Dalam kesakitan yang diredam bak ganasnya arus samudera dalam.
Dan gemuruh seribu kepedihan  didalam  dada  yang diredam.
Dan direlung jiwa tersembunyi masa kecil yang  kelam.
Sungguh kesunyian bagai gurun dari masa silam.

II
Kekasih...
Andai saatnya tiba.
Harus berpisah jiwa dan raga.
Tinggal semua yang disayang dan dicinta.
Hamba ikhlaskan untuk-Mu wahai Sang Pemilik Jiwa.

Kuserahkan anak-anakku  pada-Mu.
Karena mereka  adalah milik-Mu.
Mereka  amanah  dari-Mu.
Mereka hamba-Mu.

III
Kekasih...
Walau sedih dan merana.
Kutahu semua kan berakhir fana.
Jasadku kelak jadi debu didalam tanah.
Hanya belas kasih-Mu kurindu di alam sana.

Hamba tak tahu, mengapa mata tak lagi setajam kilat.
Tatakala nafas memendek dan dada bagai sembilu tersayat.
Hari-hariku dilanda rasa yang mengharu biru dan rasa  kian dekat.
Kelak tiada berdaya dimandikan,dikafani, dan disholatkan sebagai mayat.

IV
Kekasih, terkadang  saat sakit demikian  menekan sempat  daku bersedih.
Teringat tunas-tunas mudaku berjiwa dan bersemangat bersih.
Yang tak tahu sosok idola mereka hidup dalam perih.
Dan akan dibawa sampai kelak tulang memutih.

Kekasih, Siap tak siap hamba pasrah.
Hanya satu mohon dan pinta.
Dengan cinta-Mu ya Allah.
Berilah hamba Ridha.

V
Kelak,bila malaikat suci-Mu bertanya.
Aku berkata bahwa telah kutulis dengan pena.
Peringatan tuk generasi penerusku agar tidak terlena.
Bahwa hidup yang  sesungguhnya  berada nun jauh disana.

Kekasih, hamba  tak  tahu  kapan  semua ini  akan  berakhir.
Karena daku hanya sebutir debu diantara para musafir.
Menangis takut menghadap-Mu sebagai faqir.
dan takut terlunta di Yaumil Akhir.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar