Rabu, 23 Maret 2011

72-2011. Pesan-Pesan Sejarah.

72-2011. Pesan-Pesan Sejarah.

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Anakku...
Ingin kukisahkan padamu tentang akhir para pendurhaka.
Yang penentangannya terhadap kebenaran membuat-Nya murka.
Yang hidup ketidak percayaan terhadap  dahsyatnya siksa  api  neraka.
Dan disesatkan  kehidupannya karena  merasa  hebat  dengan ilmu mereka.

Bencana   pertama  karena  Qabil  turutkan  amarah  lakukan  pembunuhan.
Atas  nama  nafsu  syahwat  penumpahan darah habil telah ia  halalkan.
Walau sepanjang hidupnya  ia membawa segenap penyesalan.
Tetaplah kelak ia dituntut pertanggungjawaban.

II
Kedua  bencana  Nuh telah  berikan  gambaran.
Betapa tidak sukanya Allah  laku pemberhalaan.
Baik  yang  abstrak  ataupun yang  dinyatakan.
Banjir yang amat dahsyat lantas Ia tumpahkan.

Prilaku  seperti  kaum  Nuh  kemudian   berulang.
Kaum Hud lupa diri oleh subur kebun dan ladang.
Berhala shamud dan Al Attar pujaan terpandang.
Seruan ke jalan tauhid dan kebaikan ditentang.

Maka datanglah kekeringan yang menyengsarakan.
Namun tetaplah mereka hidup dalam pembangkangan.
Walau telah diulang kembali peringatan dengan kesabaran.
Akhirnya awan hitam menghanguskan mereka dalam kedurhakaan.

III
Anakku...
Ternyata pembangkangan nafsu tetap dilakukan umat Nabi Saleh.
Mereka tak pedulikan mana yang dilarang dan yang boleh.
Seruan sang Rasul tidak dipandang dan tidak ditoleh.
Bahkan ancaman azab Ilahi pun dianggap remeh.

Tatkala  larangan  membunuh unta mereka  langgar.
Gempa dan tanah longsor pun datang menggelegar.
Dan terlambat  mereka  untuk bertaubat  dan sadar.
Karena menentang  Perintah Ilahi Yang Maha Besar.

Sungguh didalam kitab suci dapat diambil pelajaran.
Tentang umat dahulu yang membangkang pada Tuhan.
Mereka diazab dengan siksa yang pedih dan menyakitkan.
Dan tiada satu pun kebanggaan yang dibela mampu menyelamatkan.

IV
Anakku...
Namun  kebanyakan  manusia  di bumi  tidak mau belajar dari sejarah.
Kerusakan moral yang menimpa umat Nabi Luth makin parah.
Hubungan sejenis  dan maksiat  dilakukan sesuai selera.
Maka dimusnahkan mereka dengan gempa tiada tara.

Penyebab  dibaliknya  Soddom  dan Gomorah terulang.
Hubungan bebas sejenis dan beda sudah tak terbilang.
Tak peduli  peringatan  bencana Tsunami telah datang.
Ataupun gempa besar  seperti  yang  melanda Padang.

V
Kesombongan diri  melanda  Namrud  begitu  luarbiasa.
Pengagungan terhadap berhala yang dianggap perkasa.
Peringatan Ibrahim  Khalilullah dianggap   perbuatan dosa.
Maka  Ia pun dibakar dalam lautan  api yang  panas  membara.

Demikian  juga  kesombongan  dan pembangkangan  Firaun.
Murka ia terhadap peringatan Musa dan Saudaranya Harun.
Penyihir yang hebat dan angkatan perang pun dihimpun.
Namun ia  dibinasakan  di laut merah tanpa  ampun.

VI
Sejarah dan kejadian masa silam telah ajarkan,
Betapa hebatnya seorang Jenghis khan,
Terjatuh dari kuda Allah matikan,
sebuah cara yang memalukan.

Demikian juga masa kini,
Ada Negara yang sangat keji.
Sewenang-wenang sesuka sendiri.
Menabur kematian dan kehancuran tiada terperi.

VII
Tunggulah saatnya mereka yang sewenang-wenang karena perkasa.
Akan datang suatu hari tatkala Allah menjadi Murka.
Akan didatangkannya ribuan malapetaka.
Yang membuat kehinaan merata.

Dimasa lalu ada Kekaisaran Romawi yang 700 tahun berkuasa di bumi.
Bersaing seimbang  dengan  kekuatan  Kisra di  Negara Parsi.
Dihancurkan oleh semangat juang para pencinta Ilahi.
Dan Kebenaran pun tegak menyinari.

VIII
Tatkala akhir zaman menjelang.
Negara Barat yang kuat senjata sewenang-wenang.
Atas nama kebohongan yang absurd negara lain diserang.
Dan segala kekayaan dirampas olehnya yang menjadi pemenang.

Sedangkan Negeri para pencinta Ilahi hanya jadi pecundang.
Karena penguasanya sibuk dengan maksiat dan berdendang.
Hari-hari mereka bergelimang  harta dan  bersenang-senang.
Tak peduli kelaparan dan kemiskinan  melanda banyak orang.

IX
Anakku...
Lihatlah negeri menjelang hancur karena kebusukan sendiri.
Karena hampir semua orang pertuhankan materi.
Tak sadar betapa iblis telah menipu diri.
dan menjauhkan kita dari Ilahi.

Anakku, hanya pada-Nya kita kembali.
Sebab itu selalulah  benahi  diri,
Pegang teguhlah kitab suci.
Agar engkau dicinta Ilahi.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar