Jumat, 25 Februari 2011

63-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Setan! (1)

63-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Setan! (1)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Suatu hari menjelang akhir zaman ada perhelatan akbar.
Iblis mengundang para syaitan untuk megadakan musyawarah besar.
Mengevaluasi kerja jutaan pasukan yang di segenap penjuru telah disebar.
Serta  melakukan desiminasi  cara-cara terbaik untuk membuat manusia kesasar.

Dari segenap penjuru berbondong datang pasukan setia dari berbagai golongan.
Membawa sejuta prestasi untuk ditebar sebagai bagian dari pembelajaran.
Agar kaderisasi keahlian dan militansi dapat selalu berkesinambungan.
Serta membuat makin canggih metode dan taktik penyesatan.

II
Datanglah Sang Maharaja Iblis yang telah berusia tujuh ribu tahun.
Dengan pandangan bangga dia tatap jutaan pasukannya yang berhimpun.
Segala golongan dan kasta telah duduk dengan rapi dan hierarki yang tersusun.
Untuk sombongkan prestasi dan penemuan metode penyesatan baru yang bejibun.

Rapat dibuka oleh Sang  Iblis Tua yang sudah jengkel  dengan kerentaan  jasadnya.
Dengan mata sebelah dan jasad renta ia pekikkan kalimat kalimat penuh amarah.
Wahai rakyatku!wahai yang dilaknat Allah!wahai para tukang perdaya!
Kukumpulkan kalian hari ini untuk pesta pora nikmati sukses kita!

III
Sebelum kita berpesta, kuminta laporanmu wahai para tentaraku yang setia!
Tiba-tiba berdiri sekelompok syaitan berdasi dengan penampilan wah.
Sang Pemimpin golongan lantas berkata: "daulat wahai Maharaja"
Izinkan kami yang khusus menggoda orang kaya untuk bicara!

Kami sampaikan padamu kesuksesan kami menggoda mereka.
Bahwa  sembilan puluh lima dari  seratus mereka  terperdaya.
Saat miskin mereka  sangat rajin beribadah dan selalu berdoa.
Tapi setelah jadi kaya lalai dan habiskan waktu berpesta pora.

Dahulu, kalau bersedih merekapun datang pada Allah berdoa.
Meminta  pada-Nya sambil  tersedu dan  bercucuran air mata.
Tapi sekarang beda!bila sedih mereka pergi ke tempat wisata.
dan  cari pelampiasan yang didasari  pada hawa nafsu semata.

IV
Sang Maharaja bangga mendengar sembilan puluh lima persen keberhasilan.
Hal itu memang sangan sesuai dengan yang Rasulullah khawatirkan.
Rasul tercinta tak khawatirkan umatnya karena kemiskinan.
Tetapi menangis bila umat bergelimang kekayaan.

Tatkala kunci-kunci gudang harta romawi dan parsi telah ditangan.
Waktu akan habis  untuk menghitung materi dan emas batangan.
Ibadahpun  terburu-buru  dan keberkatan  telah dianggap ringan.
Dan terhadap  musuh telah duduk semeja  makan satu  hidangan.

Sang Pemimpin kelompokpun terus lanjutkan laporan.
Baginda!kini riba yang dibenci Allah pun telah jadi kebiasaan.
Harta riba dibawa pulang ke rumah untuk beli pakaian dan makanan.
Dan tinggal dirumah yang mewah dari harta tak berkahpun mereka nyaman.

V
Sang Raja Iblis pun tersenyum bangga sambil tersenyum sinis penuh kepuasan.
Atas sukses tentara mampu tipu manusia di dunia ini yang hanya perhiasan.
Mampu lupakan bahwa hidup di bumi hanya terminal dalam perjalanan.
Dan kelak saat menghadap Allah membawa ribuan penyesalan.

Bagus tentaraku!ke depan tingkatkan lagi!
Buailah mereka dengan tanamkan angan-angan dan mimpi.
Silaukan mereka untuk jadikan standar kehormatan adalah materi.
Supaya mereka makin lalai untuk persiapkan bekal kelak setelah mati.

VI
Sang Raja memandang kelompok yang matanya merah berselimut syahwat.
Nampak olehnya mereka sangat bahagia dan berdiri penuh semangat.
Maka disuruhlah mereka bacakan laporannya dengan suara kuat.
Supaya terdengar jelas ditempat yang jauh dan dekat.

Komandannya awali laporan dengan suara menggelegar.
Ia bangga pasukannya berhasil goda generasi muda yang masih segar.
Membuat mereka asyik dengan hasrat seksual sampai imannya menggelepar.
Dan membuat hilangnya kehormatan dan rasa malu hingga makin jauh menyasar.

lanjutan
Dilanjutkannya laporan kelompoknya yang sukses dengan nada berapi-api.
Mereka dibantu oleh sekelompok budak setia bernama sutradara dan selebriti.
Serta  budak-budak jenius yang  disebut  ahli teknologi  informasi dan komunikasi.
Maka kebebasan birahi pun berkembang merusak anak-anak mereka yang masih suci.

VII
Tiba-tiba ada satu regu syaitan yang tunjuk tangan sampaikan interupsi!
Protes keras atas tidak dimuatnya sebuah anomali yang terjadi.
Tentang sekelompok kecil kaum muda pencinta sorgawi.
Yang terhadap segala model syahwat tidak peduli.

Terdengar gumaman yang mendengung bagai lebah.
Diikuti oleh umpatan di segala penjuru beserta sumpah serapah.
Serta kalimat-kalimat kotor yang bercampur dengan teriakan amarah.
Yang dengan kompak mencaci maki prilaku generasi muda pencinta surga.

VIII
Maharaja Iblispun terdiam, namun dengan tegas ia bertanya lagi.
"Berapa orangkah kaum  muda yang tak mampu ditarik kekiri?
Sang komandan menjawab, hanya tiga dari seratus laki-laki!
Dan tujuh dari seratus anak dara yang tetap terjaga suci!

Semua terpaku,Namun tiba-tiba berteriak syaitan berdasi.
akan kusampaikan, sekarang kalian tidak perlu bersedih lagi.
Para pemuda teguh yang kalian takuti kini sudah kami gerogoti.
Mereka sudah berhasil kami tipu pelan-pelan dengan menjadi politisi.

Tahukah kalian, awalnya kami biarkan mereka masuk ke sana atas nama dakwah.
Bercampur baur dengan budak-budak kami dan mulai kenal hidup mewah.
Mulailah mereka  pandang yang haram  dan subhat sebagai mubah.
Atas nama perjuangan bercampur antara nikmat dan musibah.

IX
Majulah kelompok Syaitan ke tiga yang tangannya berdarah.
Mereka adalah teman sejati para penguasa zalim sepanjang sejarah.
Terhadap perbedaan  pendapat dengan rakyat disikapi  dengan amarah.
Dan mereka yang gigih tegakkan keadilan pun di jebloskan ke dalam penjara.

Sang Komandan sampaikan laporan.
Memang penguasa yang kami goda tidak banyak bertebaran.
Namun kalau satu berhasil diperbudak maksiat lainnya akan berseleweran.
Dan mereka pun akan menjadi penguasa yang dijuluki rakyatnya sebagai para tiran.

X
Kami bisikkan bahwa mereka adalah penguasa yang selalu benar.
Kata-kata dan keputusan mereka adalah kitab suci yang harus disebar.
Padahal semua adalah kesesatan yang dibuat canggih dan tampak tidak kasar.
Namun hukum, ekonomi, sosial, politik yang dipakai dengan syahwat sebagai dasar.

Kami juga  menguasai penuh  para ahli, keluarga,  menteri dan penasehat  mereka.
Sehingga kebuasan mereka mirip dengan ganasnya sekelompok srigala.
Yang diperbuat mengumpulkan harta dan mengangkap keluarga.
Maka jadilah mereka budak-budak kami yang setia.

XI
Sang Maharaja Iblis terlihat puas sambil menyeringai licik.
Matanya menatap pasukan di belakang sambil bertitah memekik.
Hayo syaitan yang bertuas menggerogoti iman orang miskin disaat paceklik.
Laporkan perkembangan usaha kelompokmu sesatkan mereka detik demi detik.

Sang komandan yang kepalanya babak belur pun mulai sampaikan laporan kemajuan.
Kami menggoda mereka bukan pada niat saat akan menjadi demonstran.
Tapi kami masukkan godaan saat aksi sedang mereka lakukan.
Sehingga niat yang baik berubah jadi luapan kemarahan.

XII
Keinginan sampaikan aspirasi berubah jadi umpatan caci maki.
Niat yang semula suci berubah jadi merusak dan anarki.
Menjadi jauh  dari rahmat dan perlindungan Ilahi.
Bahkan secara total telah berubah orientasi.

Dengan cepat pemimpin demostran berubah.
Sebahagian besar segera dirangkul oleh penguasa.
Bahkan ikut-ikutan dalam mengambil keputusan aniaya.
Yang membuat kehidupan rakyat kecil semakin menderita.

XIII
Selanjutnya sang Maharaja menunjuk pemimpin Iblis bersorban untuk melapor.
Tugas mereka berat untuk menggoda orang berilmu dan tersohor.
Membisikkan berbagai macam impian pada para pelopor.
Sekalian akhirnya bertindak sebagai mentor.

Kami belokkan dakwah yang berisi peringatan dan kabar gembira.
Dari semula mampu menguras airmata  menjadi ajang gelak tawa.
Dipenuhi tepukan serta teriakan di berbagai penjuru membahana.
Maka dari semula  ikhlas berubah menjadi  gumpalan rasa bangga.

Kami bisikkan bahwa dakwah itu butuh biaya.
Bahkan dibuat rincian angka-angka agar mereka percaya.
Maka ladang amal berubah layaknya manajemen sebuah usaha.
Jadilah keberkatan dan hidayah sebatas ungkapan indah penghias bibir saja.

XV
Raja Syaitan pun tersenyum puas sambil picingkan mata.
Karena usaha tentaranya yang tak kenal lelah memberi makin merata.
Tak perduli mereka yang tinggi ilmu agama pun makin berorientasi pada harta.
Dan tidak peduli kalau disekelilingnya begitu banyak saudara se iman yang menderita.

Laporan berlanjut : Melalui budak kami yang diposisikan sebagai pemegang anggaran.
Ke negeri-negeri pusat kesesatan putra-putri terbaik mereka kami kirimkan.
Sepulang dari sana jadilah mereka pencaci maki ajaran Tuhan.
Menganggap kitab suci ribuan tahun sudah ketinggalan.

(bersambung)
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar