Minggu, 11 Desember 2011

304-2011. Taqdir Masa (2)

304-2011. Taqdir Masa (2)

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan


I
Seorang  pengembara ucapkan  kalimat dalam senjakala perjalanan.
Betapa hakekat dibalik peristiwa demi peristiwa telah diperlihatkan.
Bahwa  yang terjadi  pada  tiap tahap hidup adalah  keseimbangan.
Sebagai wujud sifat Sang Pencipta  yang  memiliki  kesempurnaan.

Dalam fase kehidupan kanak-kanak jasad dan organ masih rapuh.
Hingga tak  dilekatkan-Nya beban berat  yang membuatnya luluh.
Bagi mereka proses hidup adalah  kesenangan yang  tiada keluh.
Tak pernah terbayangkan harus berjuang  keras memeras peluh.

II
Masa muda, bak bunga mekar tebarkan harum nan mempesona.
Betapa ingin diraih semua mimpi  dan kebanggaan hidup di dunia.
Segala igin dilakukan dengan proses yang cepat dan tergesa-gesa.
Yang  terkadang ia tak peduli  jalan itu akan  membawanya  celaka.

Masa muda, mata tajam bak sorot rajawali diangkasa menatap bumi.
Puncak ketajaman  berfikir  dan kecepatan  bertindah telah  Tuhan beri.
Tinggal  bagaimana ia berusaha  maksimalkan  perjuangan sepanjang hari.
Untuk mendapatkan  kemuliaan hidup dunia atau bertransaksi di jalan Ilahi.

III
Kala usia seorang hamba lebih dari empat puluh batinnya akan berubah.
Akan muncul sifat bijaksana dan kematangan jalani kehidupan di dunia.
Ia tahu bagaimana cara  yang mudah  mencari  nafkah  bagi hidupnya.
Namun jasad telah mulai merasa malas dan lelah untuk menjalaninya.

Kalaulah memang ada kemuliaan duniawi usia ini adalah puncaknya.
Jalan-jalan hidup yang sulit  bukanlah merupakan  halangan baginya.
Namun dalam jiwa iman harus dipelihara agar tidak dihinakan-Nya.
Seperti yang telah terjadi pada para pendurhaka di akhir hidupnya.

IV
Usia tua, terbagi menjadi dua jalan hidup yang bertolak belakang.
Ia akan  memetik  benih dari  perbuatannya  dahulu saat  sekarang.
Disia-siakan  hidupnya  oleh anak keturunan dan disepelekan orang.
Atau menjadi tempat  bersandar kaum  muda bak  kukuhnya karang.

Sungguh,perjalanan usia insan adalah sebuah  keseimbangan dari Ilahi.
Agar  manusia  ingat t erhadap  cobaan dan  nikmat  yang  Tuhan beri.
Bahwa saat lahir kedunia dirinya sangat lemah dan tak  mampu berdiri.
Sehingga sepanjang usia hanya Ridho-Nya lah yang akan selalu dicari.

Ya Allah, berilah hamba hidup yang diridhoi.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar