Kamis, 22 Desember 2011

302-2011. Surat Terbuka Kepada Seorang Hamba Allah*

302-2011. Surat Terbuka Kepada Seorang Hamba Allah*

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Masa kita bersama telah jelang tahun keduapuluh.
Kuemban amanah hidupku dengan ikhlas tanpa mengeluh.
Tak peduli  jasad ringkihku kesakitan  dan lelah memeras peluh.
Karena perjuangkan masa depan buah hati kita yang masih begitu jauh.

Tapi hari ini jiwaku  begitu hancur dan airmataku mengalir dalam diam.
Kutahan kepedihan yang sangat dan dadaku bagai dipalu godam.
Rasanya bumi yang luas ini banjir dan asaku tenggelam.
Dan cahaya harapku lalui masa gelap dan suram.

II
Sungguh,banyak nikmat Ilahi yang ingin kusyukuri.
Tidak seperti mereka yang untuk makan petang dicari pagi.
Atau mereka yang hanya mampu makan dengan garam campur nasi.
Wahai Allah, jadikan hamba tidak kufur atas semua nikmat yang Engkau beri.

Diberi-Nya diri ilmu yang bisa dijadikan  mereka yang  lemah sebagai  rujukan.
Dalam hal tertentu begitu banyak orang yang kagum dan berteladan.
Tetapi harusnya semua hal itu bukan dijadikan kebanggaan.
Karena pada sisi yang lain tiap diri ada kekurangan.

III
Mengapa, tanpa angin dan petir tiba-tiba hujan.
Tiba-tiba saja mempermainkan hal yang jadi rahasia Tuhan.
Latihan bertahun-tahun yang berat luluh dan tak mampu dipertahankan.
Sehingga berubah dari pribadi yang beriman menjadi senang dengan kebohongan.

Manusia, dalam ketawakkalan akan bersyukur dengan apa yang telah Tuhan beri.
Tak ingin lagi  mengembara bagaikan kuntum muda mengejar mimpi.
Karena kenyataan tak pernah seindah apa yang sedang dihadapi.
Seperti pepatah mengharap hujan air yang ada ditumpahi.

IV
Biarlah, mungkin taqdir Ilahi harus lalui jalan yang berliku.
Biarlah segenap kebaikan dan kenangan menjadi bagian masa lalu.
Silahkan menempuh jalan yang memang telah dimpi-impikan sejak dahulu.
Karena jalan hidup setiap hamba telah ditentukan oleh Allah  Yang Maha Satu.

Hidupku, adalah jalan seorang anak yatim yang berjuang diatas harga diri.
Ayahku dulu mengajarkan ketegaran untuk menjadi seorang lelaki.
Akan kupasrahkan hidup pada-Nya sampai datangnya mati.
Wahai Allah, jadikan hamba-Mu miliki kebesaran hati.

Dahulu daku datang sendiri, jalani kepedihan sendiri, dan kelak menghadap-Nya juga sendiri.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

*Atas permintaan seseorang.

0 komentar:

Posting Komentar