68-2011. Tentang Golongan Pencinta Ilahi.
Oleh
Hamdi Akhsan
PENGANTAR
Syair ini merupakan penafsiran dalam bahasa syair tentang golongan Allah yang cirinya dinyatakan dalam QS Al Maaidah :54-56, dan Al Mujadilah : 22. Penulis bermohon perlindungan Allah dari kesalahan dan kekeliruan, Semoga bermnafaat!
I
Sebuah janji pasti disampaikan Sang Kekasih melalui firman-Nya yang agung.
Tentang sekelompok manusia yang hidup dan matinya beruntung.
Yang senantiasa jadikan Allah sebagai satu-satunya pelindung.
Walau godaan harta dan penderitaan sebesar gunung.
Dalam cinta kepada-Nya yang tak pernah berpaling.
Dan bukti kesetiaan dan pengorbanan yang seiring.
Cinta pada Ilahi bagi mereka adalah yang terpenting.
Serta balasan cinta-Nya pada mereka akan sebanding.
II
Didalam jiwanya tersimpan kelembutan bagikan sutra.
Taruhkan nyawa untuk membela agama dan saudara.
amat kasih pada sesama jauh dari pertumpahan darah.
Saling menasehati dalam kesabaran jauh dari amarah.
Tapi awas, ketika agama Ilahi dihina oleh golongan ingkar.
Semangat juangnya akan membara bagai api yang membakar.
Sehebat apapun kedahsyatan musuh tak akan membuatnya gentar.
Tiada kemuliaan baginya kecuali tegak sebagai syahidin di Padang Mahsyar.
III
Dengan mata yang tajam bersinar karena kemuliaan dan ketinggian izzah.
Para pencinta Ilahi pergi ke berbagai wilayah bagaikan pengembara.
Mencari kemuliaan agama atau berakhir syahid dengan janji surga.
Yang kelak akan disambut tujupuluh bidadari jannatul Ma'wa.
Di Masa lalu, terkenal kisah hebat para Mujahid perang Mut'ah.
Ja'far bin Abi Thalib, Zaid, dan Abdullah bin Rawahah syahid disana.
3000 pencinta Ilahi mampu gentarkan 200.000 prajurit romawi yang digjaya.
Dan di tengah gurun sunyi terbaring jasad para mujahid diliputi harumnya darah.
Yang semangat juangnya abadi lintasi waktu ribuan tahun dan jadi inspirasi para pencinta.
IV
Dalam perjalanan zaman para pencela lancarkan psy war untuk runtuhkan semangat.
Melalui propaganda, fitnah keji, gertakan serta pasokan informasi yang sesat.
Ataupun cela yang dilontarkan oleh orang munafik dan para pengkhianat.
Sehingga para pejuang suci pun diinformasikan sebagai teroris jahat.
Bagi mereka, karunia dan keredhoan Ilahi adalah segalanya.
Mereka jadikan pemimpinnya hanya Allah dan Rasul-Nya.
dan orang-orang beriman sebagai saudaranya.
Dengan ciri khas yang jelas dalam firman-Nya.
V
Dalam firman suci Dia nyatakan.
Orang beriman sholatnya selalu tegakkan.
Terhadap harta yang diberi Allah mereka zakatkan.
Dan mereka pun ruku' bersama umat yang Allah pilihkan.
Hidupnya teguh jadikan Allah, Rasul, dan orang beriman sebagai pemimpin.
Terhadap kebenaran janji-Nya mereka senantiasa beriman dan yakin.
Kelak mereka akan dimuliakan sebagai golongan yang muttaqin.
Dan dimasukkan ke dalam surga-Nya haqqul yakin.
VI
Mereka itulah golongan Allah.
Yang senantiasa akan ada di setiap masa.
Di tempat terpencil atau ganasnya gurun sahara.
Mereka penjaga setia tegaknya harga diri Agama Allah.
sungguh sebuah pengabdian mutlak berlandaskan ridha.
Inderalaya
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
PENGANTAR
Syair ini merupakan penafsiran dalam bahasa syair tentang golongan Allah yang cirinya dinyatakan dalam QS Al Maaidah :54-56, dan Al Mujadilah : 22. Penulis bermohon perlindungan Allah dari kesalahan dan kekeliruan, Semoga bermnafaat!
I
Sebuah janji pasti disampaikan Sang Kekasih melalui firman-Nya yang agung.
Tentang sekelompok manusia yang hidup dan matinya beruntung.
Yang senantiasa jadikan Allah sebagai satu-satunya pelindung.
Walau godaan harta dan penderitaan sebesar gunung.
Dalam cinta kepada-Nya yang tak pernah berpaling.
Dan bukti kesetiaan dan pengorbanan yang seiring.
Cinta pada Ilahi bagi mereka adalah yang terpenting.
Serta balasan cinta-Nya pada mereka akan sebanding.
II
Didalam jiwanya tersimpan kelembutan bagikan sutra.
Taruhkan nyawa untuk membela agama dan saudara.
amat kasih pada sesama jauh dari pertumpahan darah.
Saling menasehati dalam kesabaran jauh dari amarah.
Tapi awas, ketika agama Ilahi dihina oleh golongan ingkar.
Semangat juangnya akan membara bagai api yang membakar.
Sehebat apapun kedahsyatan musuh tak akan membuatnya gentar.
Tiada kemuliaan baginya kecuali tegak sebagai syahidin di Padang Mahsyar.
III
Dengan mata yang tajam bersinar karena kemuliaan dan ketinggian izzah.
Para pencinta Ilahi pergi ke berbagai wilayah bagaikan pengembara.
Mencari kemuliaan agama atau berakhir syahid dengan janji surga.
Yang kelak akan disambut tujupuluh bidadari jannatul Ma'wa.
Di Masa lalu, terkenal kisah hebat para Mujahid perang Mut'ah.
Ja'far bin Abi Thalib, Zaid, dan Abdullah bin Rawahah syahid disana.
3000 pencinta Ilahi mampu gentarkan 200.000 prajurit romawi yang digjaya.
Dan di tengah gurun sunyi terbaring jasad para mujahid diliputi harumnya darah.
Yang semangat juangnya abadi lintasi waktu ribuan tahun dan jadi inspirasi para pencinta.
IV
Dalam perjalanan zaman para pencela lancarkan psy war untuk runtuhkan semangat.
Melalui propaganda, fitnah keji, gertakan serta pasokan informasi yang sesat.
Ataupun cela yang dilontarkan oleh orang munafik dan para pengkhianat.
Sehingga para pejuang suci pun diinformasikan sebagai teroris jahat.
Bagi mereka, karunia dan keredhoan Ilahi adalah segalanya.
Mereka jadikan pemimpinnya hanya Allah dan Rasul-Nya.
dan orang-orang beriman sebagai saudaranya.
Dengan ciri khas yang jelas dalam firman-Nya.
V
Dalam firman suci Dia nyatakan.
Orang beriman sholatnya selalu tegakkan.
Terhadap harta yang diberi Allah mereka zakatkan.
Dan mereka pun ruku' bersama umat yang Allah pilihkan.
Hidupnya teguh jadikan Allah, Rasul, dan orang beriman sebagai pemimpin.
Terhadap kebenaran janji-Nya mereka senantiasa beriman dan yakin.
Kelak mereka akan dimuliakan sebagai golongan yang muttaqin.
Dan dimasukkan ke dalam surga-Nya haqqul yakin.
VI
Mereka itulah golongan Allah.
Yang senantiasa akan ada di setiap masa.
Di tempat terpencil atau ganasnya gurun sahara.
Mereka penjaga setia tegaknya harga diri Agama Allah.
sungguh sebuah pengabdian mutlak berlandaskan ridha.
Inderalaya
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar