62-2011. Kemana Engkau Wahai Bunga Mekar?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kini bunga-bunga mekar dari timur telah layu.
Bagai layunya hidup Qais yang ditinggal Laila dalan kepedihan yang mendayu.
Seakan jasad tanpa jiwa yang telah pergi dibawa badai gurun yang menderu.
Dan tinggalkan kepedihan dalam jejak masa lalu.
Mana Iqbal Muda yang gaungkan kebangkitan?
Atau Seorang Jamaluddin pelopori bangkitnya kekhalifahan.
Kemana "pena Alquran" Sayyid Qutb muda pembangkit gelora zaman.
Semua pengganti telah diam terkubur pasrah dibawah telapak kaki kehinaan.
II
Nyanyian kepedihan Ghaza, Moro, Chechnya bergaung menembus cakrawala.
Telinga putra harapan kini pekak dengar jeritan muslimah yang teraniaya.
Wahai para putra pahlawan gurun, dimana kini engkau berada.
Ataukah malah telah menjadi bagian dari para penjajah.
Mutiara langit yang diturunkan padamu kini tersia-sia.
Bagaikan permata berharga yang dibuang ke dalam onggokan sampah.
Yang diambil adalah kumpulan budaya hedonis berlumur syahwat tanpa jiwa.
Dan membuat kehidupan berjalan bagaikan pengisi waktu yang berlalu tanpa makna.
III
Sungguh, kehinaan telah merata di segenap penjuru.
Jeritan para penyeru lemah bagai ungkapan yang bisu.
Sia-sia dan dianggap nostalgia kebangkitan masa lalu.
Bahkan sebahagian menganggapnya sebagai seteru.
Sungguh iblis tertawa puas melihat umat akhir zaman.
Yang tiada rindu untuk hidup dalam naungan Alquran.
Yang habiskan harta untuk beli semunya kesenangan.
Dan mengejar mimpi yang berlari bagaikan bayangan.
IV
Andai bunga mekar sadari masa mereka adalah emas berharga.
Tentu takkan habiskan waktu mengejar kesenangan raga.
Berjuang sepenuh hati tuk gapai indahnya surga.
Yang janjikan kesenangan tak terhingga.
Inderalaya, Lewat tengah Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kini bunga-bunga mekar dari timur telah layu.
Bagai layunya hidup Qais yang ditinggal Laila dalan kepedihan yang mendayu.
Seakan jasad tanpa jiwa yang telah pergi dibawa badai gurun yang menderu.
Dan tinggalkan kepedihan dalam jejak masa lalu.
Mana Iqbal Muda yang gaungkan kebangkitan?
Atau Seorang Jamaluddin pelopori bangkitnya kekhalifahan.
Kemana "pena Alquran" Sayyid Qutb muda pembangkit gelora zaman.
Semua pengganti telah diam terkubur pasrah dibawah telapak kaki kehinaan.
II
Nyanyian kepedihan Ghaza, Moro, Chechnya bergaung menembus cakrawala.
Telinga putra harapan kini pekak dengar jeritan muslimah yang teraniaya.
Wahai para putra pahlawan gurun, dimana kini engkau berada.
Ataukah malah telah menjadi bagian dari para penjajah.
Mutiara langit yang diturunkan padamu kini tersia-sia.
Bagaikan permata berharga yang dibuang ke dalam onggokan sampah.
Yang diambil adalah kumpulan budaya hedonis berlumur syahwat tanpa jiwa.
Dan membuat kehidupan berjalan bagaikan pengisi waktu yang berlalu tanpa makna.
III
Sungguh, kehinaan telah merata di segenap penjuru.
Jeritan para penyeru lemah bagai ungkapan yang bisu.
Sia-sia dan dianggap nostalgia kebangkitan masa lalu.
Bahkan sebahagian menganggapnya sebagai seteru.
Sungguh iblis tertawa puas melihat umat akhir zaman.
Yang tiada rindu untuk hidup dalam naungan Alquran.
Yang habiskan harta untuk beli semunya kesenangan.
Dan mengejar mimpi yang berlari bagaikan bayangan.
IV
Andai bunga mekar sadari masa mereka adalah emas berharga.
Tentu takkan habiskan waktu mengejar kesenangan raga.
Berjuang sepenuh hati tuk gapai indahnya surga.
Yang janjikan kesenangan tak terhingga.
Inderalaya, Lewat tengah Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar