59-2011. Untuk Sahabat Masa Kecilku.
Oleh
Hamdi Akhsan
Sahabat...
Masih ingatkah engkau keindahan saat itu.
Pergi ke ladang lalui jalan setapak yang berliku.
Atau memancing belut di pematang sawah baru diluku.
Serta pergi ke hutan untuk memasang jerat burung terkuku.
Masih Ingatkah engkau tentang langgar tempat kita mengaji.
Penuh tawa dan canda belajar membaca kitab suci.
Disaat pulang sembunyi untuk takuti anak putri.
Sungguh kenangan indah yang tiada terperi.
II
Sahabat...
Ingatkah engkau dengan guru mengaji kita.
Yang ikhlas dibayar dengan beras segantang saja.
Yang ajarkan akhlak kehidupan bijaksana lewat cerita.
Dan tak pernah tampak letih mengisi jiwa-jiwa suci kita.
Masihkah terpahat dalam kenanganmu guru SD kita dahulu.
Yang sabar ajarkan kita membaca huruf satu demi satu.
Yang terhadap kebebalan kita ia tak menggerutu.
Yang hatinya selalu tulus bagai seorang ibu.
III
Sahabat...
Masihkah engkau ingat saat kita melempar mangga orang.
Terbirit-birit dikejar pemiliknya yang pemberang.
Kumisnya tebal dan kata-katanya garang.
Acungkan arit seperti ajak berperang.
Ingatkah engkau pada si Manis Aisyah.
Yang kucir rambutnya sering digantungi benda.
Atau menjerit dikagetkan sepulang dari sholat isya.
Atau kita sembunyikan buku-buku catatan yang ia bawa.
IV
Sahabat...
Ingatkah engkau saat musim durian tiba.
Berteman nyamuk bermalam di tengah rimba.
Dengan harimau pun ambil yang jatuh berlomba.
Dan membawa pulang buah dari hutan dengan bangga.
Belum lagi di sawah orang menimba belumbang ikan.
Membuat padi yang menghijau rebah terpatahkan.
Dikejar pemilik sampai ikan banyak dibuangkan.
Sungguh kenangan yang menggelikan.
V
Sahabat...
Betapa indahnya berbagi dalam ketulusan masa kecil.
Sedikit makanan dibagi rata dengan terampil.
Bermain kelereng tidak saling mengambil.
Dan aturan main yang selalu adil.
Masihkan ada ketulusan berbagi?
Ataukah kebaikan itupun kini telah pergi.
Juga mengambil bagian orang dengan tak malu lagi.
Serta dihinggapi sikap curang yang membuat orang rugi.
VI
Sahabat...
Sebahagian teman masa kecil kita telah duluan.
Ada yang hidup beriman ada pula yang jadi preman.
Ada yang jadi tuan namun ada yang jadi kuli bangunan.
Jalani garis hidup sesuai janji dengan Tuhan sebelum dilahirkan.
Di saat usia kita telah menjelang petang sekarang ini.
Kenangan masa kecil kita begitu kuat terpatri.
Indah karena dalam naungan malaikat Ilahi.
Dan dalam rahmat Sang Maha Pemberi.
Sahabat,
Mari kita mendekat pada Ilahi Robbi!
Inderalaya, 19/02/2011
al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Sahabat...
Masih ingatkah engkau keindahan saat itu.
Pergi ke ladang lalui jalan setapak yang berliku.
Atau memancing belut di pematang sawah baru diluku.
Serta pergi ke hutan untuk memasang jerat burung terkuku.
Masih Ingatkah engkau tentang langgar tempat kita mengaji.
Penuh tawa dan canda belajar membaca kitab suci.
Disaat pulang sembunyi untuk takuti anak putri.
Sungguh kenangan indah yang tiada terperi.
II
Sahabat...
Ingatkah engkau dengan guru mengaji kita.
Yang ikhlas dibayar dengan beras segantang saja.
Yang ajarkan akhlak kehidupan bijaksana lewat cerita.
Dan tak pernah tampak letih mengisi jiwa-jiwa suci kita.
Masihkah terpahat dalam kenanganmu guru SD kita dahulu.
Yang sabar ajarkan kita membaca huruf satu demi satu.
Yang terhadap kebebalan kita ia tak menggerutu.
Yang hatinya selalu tulus bagai seorang ibu.
III
Sahabat...
Masihkah engkau ingat saat kita melempar mangga orang.
Terbirit-birit dikejar pemiliknya yang pemberang.
Kumisnya tebal dan kata-katanya garang.
Acungkan arit seperti ajak berperang.
Ingatkah engkau pada si Manis Aisyah.
Yang kucir rambutnya sering digantungi benda.
Atau menjerit dikagetkan sepulang dari sholat isya.
Atau kita sembunyikan buku-buku catatan yang ia bawa.
IV
Sahabat...
Ingatkah engkau saat musim durian tiba.
Berteman nyamuk bermalam di tengah rimba.
Dengan harimau pun ambil yang jatuh berlomba.
Dan membawa pulang buah dari hutan dengan bangga.
Belum lagi di sawah orang menimba belumbang ikan.
Membuat padi yang menghijau rebah terpatahkan.
Dikejar pemilik sampai ikan banyak dibuangkan.
Sungguh kenangan yang menggelikan.
V
Sahabat...
Betapa indahnya berbagi dalam ketulusan masa kecil.
Sedikit makanan dibagi rata dengan terampil.
Bermain kelereng tidak saling mengambil.
Dan aturan main yang selalu adil.
Masihkan ada ketulusan berbagi?
Ataukah kebaikan itupun kini telah pergi.
Juga mengambil bagian orang dengan tak malu lagi.
Serta dihinggapi sikap curang yang membuat orang rugi.
VI
Sahabat...
Sebahagian teman masa kecil kita telah duluan.
Ada yang hidup beriman ada pula yang jadi preman.
Ada yang jadi tuan namun ada yang jadi kuli bangunan.
Jalani garis hidup sesuai janji dengan Tuhan sebelum dilahirkan.
Di saat usia kita telah menjelang petang sekarang ini.
Kenangan masa kecil kita begitu kuat terpatri.
Indah karena dalam naungan malaikat Ilahi.
Dan dalam rahmat Sang Maha Pemberi.
Sahabat,
Mari kita mendekat pada Ilahi Robbi!
Inderalaya, 19/02/2011
al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar