44-2011. Harga Diri Yang Hilang
Oleh
Hamdi Akhsan
Di hari ini...
Gempita teriakan pedih menggelora di jazirah para Nabi.
Di Tunisia, Yaman, Mesir, derita rakyat telah tak tertahankan lagi.
Para penguasa pengecut berlindung dibalik seragam tentara kini ciut hati.
Tunggulah, kehancuran bagimu yang telah lalaikan amanah Tuhan dekati hari.
Di Palestina, bumi bapak para Nabi ternoda dibawah kekejian zionisme Israil.
Kepedihan Ya'kub yang rindukan Yusuf tiada membuat para Rabi terpanggil.
Dan para Mujahid Gaza pun dengan gagah berani lemparkan batu-batu kerikil.
Sambil berdoa tangan harap pertolongan malaikat dikirim bagai burung ababil.
Sedang pemimpin Arab, terhadap Israel mereka ketakutan sampai menggigil.
Kepada rakyat dan bangsa sendiri ganas membabi buta melebihi malaikat Izrail.
II
Dimana Mesir yang pernah memiliki panglima perkasa Salahuddin Al-Ayyubi?
Atau Jazirah Afrika Utara yang pernah memiliki Penakluk Ubaidilah Al Mahdi?
Atau engkau syiria yang dua ratus tahun menjadi penyebar agama Ilahi?
Sungguh semua telah begitu terhina karena telah tinggalkan Alquran Suci.
Kalaulah Para Penakluk masa lalu bisa bangkit dari kubur.
Tentu Jazirah Arabia tidak akan terhina dan babak-belur.
Atau dibagi musuh bagai mempermainkan sepiring bubur.
Dan harga diri peradaban para nabi pun kini telah hancur.
III
Ditengah ancaman rakyat palestina setiap hari kehilangan kepala.
Tak malu para pemimpin negeri jazirah sibuk menawar klub sepakbola.
Bahkan hamburkan uang untuk menyumbang ke kebun binatang segala.
Sambil duduk semeja dengan para pembunuh dan saksikan tarian hula-hula.
Sungguh pria arab dengan harga diri yang menjadi tradisi kini telah menghilang.
Gurun Pasir tandus tak lagi membuat mereka perkasa bagaikan sang elang.
Karena kini kekayaan luarbiasa membuat nafsu menjadi begitu jalang.
Dan tak sadar kehancuran harga diri telah datang menjelang.
IV
Diakhir madah,
Beriring sedu sedan hamba didalam dada.
Kami bermohon pada-Mu wahai Yang Maha Ada.
Kembalikanlah harga diri bagai di zaman yang sudah.
Agar peradaban kembali bersinar dengan sejuta cahaya.
Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Di hari ini...
Gempita teriakan pedih menggelora di jazirah para Nabi.
Di Tunisia, Yaman, Mesir, derita rakyat telah tak tertahankan lagi.
Para penguasa pengecut berlindung dibalik seragam tentara kini ciut hati.
Tunggulah, kehancuran bagimu yang telah lalaikan amanah Tuhan dekati hari.
Di Palestina, bumi bapak para Nabi ternoda dibawah kekejian zionisme Israil.
Kepedihan Ya'kub yang rindukan Yusuf tiada membuat para Rabi terpanggil.
Dan para Mujahid Gaza pun dengan gagah berani lemparkan batu-batu kerikil.
Sambil berdoa tangan harap pertolongan malaikat dikirim bagai burung ababil.
Sedang pemimpin Arab, terhadap Israel mereka ketakutan sampai menggigil.
Kepada rakyat dan bangsa sendiri ganas membabi buta melebihi malaikat Izrail.
II
Dimana Mesir yang pernah memiliki panglima perkasa Salahuddin Al-Ayyubi?
Atau Jazirah Afrika Utara yang pernah memiliki Penakluk Ubaidilah Al Mahdi?
Atau engkau syiria yang dua ratus tahun menjadi penyebar agama Ilahi?
Sungguh semua telah begitu terhina karena telah tinggalkan Alquran Suci.
Kalaulah Para Penakluk masa lalu bisa bangkit dari kubur.
Tentu Jazirah Arabia tidak akan terhina dan babak-belur.
Atau dibagi musuh bagai mempermainkan sepiring bubur.
Dan harga diri peradaban para nabi pun kini telah hancur.
III
Ditengah ancaman rakyat palestina setiap hari kehilangan kepala.
Tak malu para pemimpin negeri jazirah sibuk menawar klub sepakbola.
Bahkan hamburkan uang untuk menyumbang ke kebun binatang segala.
Sambil duduk semeja dengan para pembunuh dan saksikan tarian hula-hula.
Sungguh pria arab dengan harga diri yang menjadi tradisi kini telah menghilang.
Gurun Pasir tandus tak lagi membuat mereka perkasa bagaikan sang elang.
Karena kini kekayaan luarbiasa membuat nafsu menjadi begitu jalang.
Dan tak sadar kehancuran harga diri telah datang menjelang.
IV
Diakhir madah,
Beriring sedu sedan hamba didalam dada.
Kami bermohon pada-Mu wahai Yang Maha Ada.
Kembalikanlah harga diri bagai di zaman yang sudah.
Agar peradaban kembali bersinar dengan sejuta cahaya.
Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar