47-2011. Mengapa Tiada Lagi Kasih Sayang
Oleh
Hamdi Akhsan
Cahaya surga itu kini semakin redup di bumi para aulia.
Yang tampak hanya wajah-wajah beringas haus darah.
Atau jeritan takut yang berlari dari hebatnya amarah.
Sungguh Dia telah mencabut rahmat yang tercurah.
Mengapa nafsu dan ambisi dibalut indah dibalik jubah.
Mengapa menerjang beringas lebihi ganasnya srigala.
Mengapa atas nama kebaikan darah harus tertumpah.
Mengapa jiwa wanita & anak-anak harus tertoreh luka?
II
Inikah ciri yang ditunjukkan umat pencinta akhir zaman?
Yang bersikap keras dan tegas terhadap prilaku kekafiran.
Bersikap lemah lembut pada pada sesama orang beriman.
Serta tidak lemah dan takut pada ejekan dan penghinaan.
Mengapa rasa kasih dan sayang dan kelembutan harus dibuang,
Tebar salam pada sesama seperti diakhir tiap sembahyang.
Mengajak pada-Nya dengan penuh kasih dan sayang.
jauhkan amarah, benci, dan cara yang garang.
III
Saudaraku...
mengapa engkau tidak berhijad ke Palestina salurkan semangat.
Atau membubarkan pusat-pusat maksiat yang jahat.
Ataupun pergi berdakwah jauh ke negeri barat.
Daripada pukuli saudaramu sampai sekarat.
Kelak setelah tiada engkau ditanya oleh-Nya.
apakah semua yang dilakukan memang karena Dia.
Ataukah amarahmu yang berada diatas iman dan ghirah.
Yang tanpa izin pemilik hidup telah sanggup tumpahkan darah.
IV
Kalaulah engkau lakukan karena Dia,
Semoga dengan amalmu engkau jadi mulia.
Namun bila karena dilakukan untuk mencari bangga.
Kelak diakherat engkau hadapi tuntutan para yatim dan janda.
Sungguh berat dan paanjang perjuangan Rasul tercinta.
Digantinya dengan pandangan kasih pedang Datsur yang jatuh terbata.
Atau bagai Allah memerintah lemah lembutnya Musa pada firaun yang durhaka.
Sedang engkau tidaklah semulia musa dan mereka tidaklah seperti firaun yang dinista.
V
Saudaraku, Betapa pentingnya para pencinta belajar pada perjuangan Rasulullah.
Yang selalu ikhlas dan istiqamah tegakkan panji-panji Agama Allah.
Yang tiada memilki ambisi dunia dan terjauh dari mencela.
Dan tak perduli siapapun yang tertindas akan dibela.
Saudaraku, sadarilah.
Musuh telah berada di jendela.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Cahaya surga itu kini semakin redup di bumi para aulia.
Yang tampak hanya wajah-wajah beringas haus darah.
Atau jeritan takut yang berlari dari hebatnya amarah.
Sungguh Dia telah mencabut rahmat yang tercurah.
Mengapa nafsu dan ambisi dibalut indah dibalik jubah.
Mengapa menerjang beringas lebihi ganasnya srigala.
Mengapa atas nama kebaikan darah harus tertumpah.
Mengapa jiwa wanita & anak-anak harus tertoreh luka?
II
Inikah ciri yang ditunjukkan umat pencinta akhir zaman?
Yang bersikap keras dan tegas terhadap prilaku kekafiran.
Bersikap lemah lembut pada pada sesama orang beriman.
Serta tidak lemah dan takut pada ejekan dan penghinaan.
Mengapa rasa kasih dan sayang dan kelembutan harus dibuang,
Tebar salam pada sesama seperti diakhir tiap sembahyang.
Mengajak pada-Nya dengan penuh kasih dan sayang.
jauhkan amarah, benci, dan cara yang garang.
III
Saudaraku...
mengapa engkau tidak berhijad ke Palestina salurkan semangat.
Atau membubarkan pusat-pusat maksiat yang jahat.
Ataupun pergi berdakwah jauh ke negeri barat.
Daripada pukuli saudaramu sampai sekarat.
Kelak setelah tiada engkau ditanya oleh-Nya.
apakah semua yang dilakukan memang karena Dia.
Ataukah amarahmu yang berada diatas iman dan ghirah.
Yang tanpa izin pemilik hidup telah sanggup tumpahkan darah.
IV
Kalaulah engkau lakukan karena Dia,
Semoga dengan amalmu engkau jadi mulia.
Namun bila karena dilakukan untuk mencari bangga.
Kelak diakherat engkau hadapi tuntutan para yatim dan janda.
Sungguh berat dan paanjang perjuangan Rasul tercinta.
Digantinya dengan pandangan kasih pedang Datsur yang jatuh terbata.
Atau bagai Allah memerintah lemah lembutnya Musa pada firaun yang durhaka.
Sedang engkau tidaklah semulia musa dan mereka tidaklah seperti firaun yang dinista.
V
Saudaraku, Betapa pentingnya para pencinta belajar pada perjuangan Rasulullah.
Yang selalu ikhlas dan istiqamah tegakkan panji-panji Agama Allah.
Yang tiada memilki ambisi dunia dan terjauh dari mencela.
Dan tak perduli siapapun yang tertindas akan dibela.
Saudaraku, sadarilah.
Musuh telah berada di jendela.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar