Sabtu, 04 Agustus 2012

43-2012. Syair Mudik

43-2012. Syair Mudik

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Inilah syair tentang mudik,
untuk semua kakak dan adik,
yang tak sekolah dan yang terdidik,
orang terpandang dan orang udik.

Haha, jelang lebaran selalu terjadi,
semakin lama semakin jadi,
tak jera kena berulang kali,
walaupun banyak yang sampai mati.

Sekarang sudah jelang lebaran,
orang pun sudah tidak sabaran,
karcis pun sudah ludes dipesan,
sudah disewa pula kendaraan.

II
Hadow, lihatlah itu di kereta api,
nenek-nenek pun setengah mati,
terjepit badan disana-sini,
sendal putus pun tidak peduli.

Pesta pula si tukang copet,
mendekat-dekat lantas memepet,
satu beraksi satu menggencet,
tuhhh, melayang semua isi dompet.

Kampretttt, apa kalian tidak puasa,
cuma mencopet kalian bisa,
peras keringat sampai berbusa,
sungguh kalian tak takut dosa.

III
Belumlah lagi nanti di jalan,
pastilah lapar dan kehausan,
tidak puasa pun dibiasakan,
demi berkumpul handai taulan.

Haha, memang asyik mudik lebaran,
ada yang ingin bikin pameran,
di pasang semua tu perhiasan,
seperti toko emas berjalan.

Belumlah lagi mereka yang sukses,
lembaran rupiah dihambur beres,
isi kantongnya semua ludes,
pulang kembali sungguh ngenes!

IV
Kasihan sungguh negeri tercinta,
menjadi kabur hikmah puasa,
akhir ramadhan berubah makna,
ajang hamburkan uang dan harta.

Kue di rumah bertumpuk-tumpuk,
hiasan di pasang berbagai bentuk,
diganti baru cat yang lapuk,
petasan berdentam hiruk-pikuk.

Belumlah lagi dengar berita,
para pemudik yang menderita,
kabar kecelakaan jadi biasa,
rencana gembira jadi derita.

V
Mari sahabat kita renungkan,
mudik janganlah dibiasakan,
uang yang ada mari hematkan,
untuk dipakai tuk kepentingan.

Sekali-kali tentulah boleh,
sebagai wujud si anak sholeh,
bawalah ke kampung oleh-oleh,
tapi tetaplah tampil semeleh.

Kalau memberi pilih-pilihlah,
yang tidak butuh mari dipilah.
yang memang butuh utamakanlah,
niat dijaga janganlah salah.

V
syairku ini sampai disini,
jangan tersinggung dina dan dini,
hanya ingatkan titah ilahi,
agar ramadhan jadi berarti.

Latihan sebulan agar membekas,
sederhanalah dan mudah puas,
diberi nikmat bersyukur lekas,
terhadap harta berlaku pantas.

Semoga syair ini berguna,
sebagai dakwah dalam agama,
terjauh dari beratnya dosa,
menjadi amal serta pahala.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar