Rabu, 01 Agustus 2012

40-2012. Kepada Para Pendusta (2)

40-2012. Kepada Para Pendusta (2)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Hari ini, kau datang pada putra putri kami membawa tuba kehidupan yang berwujud madu.
Atas nama industri kau  relokasi  pabrik yang pancarkan  sesaknya asap dan debu.
Seolah, tanpa bahan kimia dan polusi negeri kami  bukan negeri yang maju.
Sebagaimana kebanggaan  tradisi nenek moyang kami zaman dahulu.

Kerbau, yang membawa kotoran penyubur sawah telah terpinggirkan.
Atas nama moderenitas, engkau datangkan traktor dalam bidang pertanian.
Bahan bakar yang boros serta polusi pupuk kimiawi di persawahan engkau berikan.
Dan trilyunan uang para petani negeri kami yang hidup dalam kemiskinan engkau dapatkan.

II
Belum lagi berbagai bahan plastik yang  mengandung racun berbahaya  engkau populerkan.
Menggantikan daun-daun yang banyak di negeri kami untuk pembungkus makanan.
Rimba beton yang  panas dikerubuti  kotak-kotak AC pun engkau budayakan.
Menggantikan rimbunnya pemohonan negeri katulistiwa karunia Tuhan.

Di negeri kami, bangsa ini begitu berprasangka baik kepada musuhnya.
Bak kagumnya anak ayam pada sang elang berhati busuk akan memangsanya.
Tak sadar ia hanya jadi objek yang diperas segenap kekayaan sumber daya alamnya.
Sedang bangsa yang begitu besar hanya menjadi pembeli dan buruh dari musuh-musuhnya.

III
Di hari ini, Mayoritas penduduk  negeriku berkiblat  padamu karena  hilang rasa percaya diri.
Tak sadar sesungguhnya mereka itu Singa yang dibesarkan dengan keyakinan sapi.
Taring mereka yang tajam dan kuat tak pernah dilatih berburu sebagai tradisi.
Sampai mati mereka tetap sebagai hewan padang rumput yang diikat tali.

Disana, engkau berdiri congkak dan puas melihat bangsaku menjadi buruh.
Kalian dengan segenap strategi yang halus membuat kami tetap memeras peluh.
Tak sadar menganggapmu sebagai pahlawan pemberi gaji, bukannya sebagai musuh.
Sungguh kasihan sekali nasib sebuah negeri apabila kebanggan dan harga diri telah runtuh.

IV
Engkau panggil putra-putri terbaik negeri kami untuk dicuci otaknya dengan cara berfikirmu.
Sehingga bila mereka sampaikan  kebaikan dan  kebenaran akan dianggap musuhmu.
Disana engkau tersenyum melihat agen-agen yang dibayar gratis lakukan misimu.
Dan segenap hasil kekayaan alam negeri ini masuk ke dalam pundi-pundimu.

Atas nama globalisasi, jutaan hektar lahan di negeri ini  telah engkau kuasai.
Nasib ratusan juta masyarakat kami yang jadi buruhmu terhina engkau tak peduli.
Yang penting kebutuhan makanan dan keperluan  hidup sehari-hari mereka tercukupi.
Sedang produk yang engkau buat dengan harga yang telah berlipat ganda harus kami beli.

Sungguh, kebusukanmu sebagai penjajah tak pernah berhenti.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar