Selasa, 01 November 2011

291-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku (2)

291-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku (2)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Ibu,
Tahun-tahun kehidupan kita akan segera berganti.
Namun kenangan indah yang membekas dalam jiwa tetap abadi.
Tatapan nan lembut penuh kasih sayang darimu tetap warnai hari-hari.
Sungguh sebuah keindahan tiada tara yang kelak akan kubawa sampai mati.

Di kerentaan usia yang semakin sepuh langkahmu mulai gemetar dan tertatih.
Rambutmu yang dulu begitu hitam kini telah dipenuhi uban memutih.
Suaramu lembutmu yang begitu kurindukan kini semakin lirih.
Dan sering kudengar nafasmu telah mulai terdengar jerih.

II
Ibu, dalam tidur nyenyakmu kadang kudengar sedan.
Maafkan anakmu kalau terkadang masih hampirkan kesedihan.
Daku tak tahu keperihan apa yang begitu rapi engkau sembunyikan.
Yang tak pernah kau ungkap  pada anakmusampai nyawa berpisah badan.

Maafkan daku kalau tak tahu bagaimana cara untuk membuatmu bahagia.
Maafkan daku mana kala tanpa sengaja  salah dalam kata-kata.
Maafkan daku tak mampu sembunyikan kepedihan dimata.
Sebagai  jendelamu untuk  tahu anakmu  berdusta.

III
Ibu, dalam rentang tahun tatkala daku makin menua.
Betapa kusadari banyaknya hal yang harus ditahan dalam dada.
Betapa kesepian dan kesendirian hidup harus dijalani oleh setiap jiwa.
Sampai kelak  setiap insan harus  menghadap-Nya  kembali ke alam baqa.

Ibu, tahun-tahun  kehidupan yang kulalui mulai  menuju ke  masa senja.
Betapa sering kurasakan goresan bagaikan duri tajam didalam dada.
Membuatku teringat padamu saat dalam diam keluar air mata.
Dan sesenggukan dalam kesendirian sebagai manusia.

IV
Ibu, maafkan anakmu yang kurang berbakti dimasa tua.
Beban hidup yang kulalui membuat diri sibuk dengan dunia.
Kewajibanku membuat anakmu siang  dan malam harus bekerja.
Karena tanggungjawab yang dibebankan pada anakmu sebagai ayah.

Di senja usiamu, tetap kumintakan tanganmu tertadah dalam doa.
Agar anakmu diberi Allah  keselamatan di akherat  dan dunia.
Dianugrahkan-Nya  jalan kebaikan orang-orang yang mulia.
Serta menghadap-Nya sebagai hamba yang bahagia.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar