Rabu, 16 November 2011

296-2011. Pesan Untuk Generasi Baru (2)

296-2011. Pesan Untuk Generasi Baru (2)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan



I
Tulip-tulip muda dari kesunyian gurun sinai itu telah bangkit.
Teriakkan takbir yang menggema gentarkan puncak-puncak bukit.
Bergegas bangun dari tidur panjang bak mereka yang sembuh dari sakit.
Dan mencoba kobarkan api cinta di jazirah para Nabi walaupun hanya sedikit.

Kini, Para putra Salahuddin hunuskan pedang untuk sebuah kemuliaaan sejati.
Menghalau berhala firaun dan zionisme yang coba padamkan cahaya Ilahi.
Darah yang tertumpah?itu hanya sebuah wujud transaksi sesuai janji.
Tebarkan harumnya ke berbagai penjuru bak minyak kesturi.

II
Adakah kebangkitan itu kembali bak  Quthuz hancurkan kesombongan Mongol di Ain Jalut?
Ataukah hanya milyaran serpih yang bagaikan buih tak berguna karena takut?
Atau kemenangan itu dicuri lagi karena diantara kita selalu ribut?
Sungguh kebanggaan dan kemuliaan ini telah tercabut.

Bak serpih, tulip muda dibuai permainan semu Tuhan teknologi.
Tanpa terasa masa emas hilang begitu cepat bak malam berganti pagi.
Menyia-nyiakan begitu banyak peluang dan kesempatan yang telah Tuhan beri.
Sehingga menjadi sesal yang panjang saat tubuh dan akal telah lemah dimasa tua nanti.

III
Wahai putra rajawali yang telah diberi panji-panji penguasa angkasa.
Betapa kini musuh-musuhmu duduk congkak diatas kelemahanmu sambil tertawa.
Berbual-bual menceritakan kebodohan milyaran umat yang begitu mudah dipecah belah.
Sehingga mereka bisa digiring kemana saja bagai sekumpulan domba yang tiada berdaya.

Masa muda, kala bunga-bunga mekar yang harumnya dirindukan para penghuni surgawi.
Hari ini adalah masa terbaik yang telah dikaruniakan Tuhan Sang Maha pemberi.
Jangan sia-siakan masa itu untuk bergembira ria dengan alunan kecapi.
Tapi jadikan ia masa untuk melatih segenap kemampuan diri.

IV
Bila dimasa muda engkau telah berlatih sekuat baja.
Kelak Ibarat kuncup itu telah layu dimakan zaman yang fana.
Engkau akan bertransformasi menjadi buah yang ranum dan berguna.
Menjadi sumber inspirasi yang akan selalu diingat oleh generasi selanjutnya.

Tiada waktu untuk berdiam memperbanyak tidur bagai beruang di musim dingin.
Jadilah burung pengembara ke berbagai negeri ikuti arus angin.
Tak pernah berhenti gapai apa pun yang ia ingin.
Sampai kelak bertemu dengan Haqqul Yaqiin.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar