Minggu, 13 November 2011

295-2011. Renungan Musim (Hujan)

295-2011. Renungan Musim (Hujan)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Adalah hukum-Nya yang telah terjadi sejak bumi dicipta.
Simetri penciptaan makhluk  selalu terbagi menjadi dua.
Pasangan yang diberi untuk pria adalah seorang wanita.
Disisi beratnya  kesedihan Dia  sandingkan rasa gembira.

Adalah musin berganti Dia datangkan  secara bergantian.
Setelah berakhir  musim kemarau  datang  musim hujan.
Semua bermanfaat bagi manusia, tumbuhan dan hewan.
Sungguh betapa  ilmu Ilahi dalam segala  kesempurnaan.

II
Dalam musim hujan begitu banyak makhluk yang diberkati.
Bijian-bijian tumbuh merekah bersama bersinarnya mentari.
Telur ikan menetas dan kodok keluar dari tempat sembunyi.
Dan para petani tersenyum karena  mulai bisa bertanam padi.

Namun sebahagian manusia kehilangan rasa syukur atas nikmat.
Akibat keserakahan  hutan-hutan  penyimpan air habis dibabat.
Terjadi  banjir yang  melanda  setelah datangnya  hujan lebat.
Dan terjadilah musibah dan  penderitaan  yang begitu hebat.

III
Airmata dan ratapan terdengar dari mulut rakyat biasa.
Tatkala  banjir membuat  sawah ladang  rusak binasa.
Halangi terjadinya  penebangan liar mereka tak bisa.
Mereka hanya mampu mengadu pada Yang Kuasa.

Kepada  alam harusnya  ada prinsip keseimbangan.
Penebangan hendaknya diiringi dengan penanaman.
Sungai-sungai  dijaga agar sampah  tak buat kebajiran.
Tanah-tanah tidak ditutup beton agar tetap ada resapan.

IV
Dalam hujan betapa banyak  makhluk yang beruntung.
Tumbuhan berbuah jadi makanan bagi burung-burung.
Pucuk-pucuk  tumbuhan  muda  jadi makanan  lutung.
Banyak  sekali nikmat  Ilahi yang tak  mungkin dihitung.

Hujan membawa air yang bersih susuri kegelapan tanah.
Muncul memercik jernih dari mata air ke dataran rendah.
Menjadi  pembersih  bagi mereka  yang  suka beribadah.
Jadi penambah iman terhadap ciptaan Yang Maha Indah.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar