Senin, 31 Oktober 2011

290-2011. Dengarlah!

290-2011. Dengarlah!

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan


I
Tatkala engkau bertanya mengapa daku tak lagi hadir?
Tidakkah kau rasakan pesan-pesanku yang dibawa angin semilir.
Tidak engkau rasakan airmata itu dibawa gemericik air yang mengalir.
Dan tidakkah begitu banyak pesan terdahulu di hatimu telah terukir.

Dahulu, daku datang tiba-tiba padamu bagai angin ditengah kegelapan.
Kutumpahkan kata-kata indah untuk-Nya sebagai wujud kerinduan.
Kugoreskan kepedihan hati dalam dada beriring sedu sedan.
Berharap ada jiwa yang sambut pesan-pesan ketulusan.

II
Kalau kini yang dahulu tiada menjadi ada lantas menghilang.
Sesungguhnya ia hanyalah sebutir buih d i tengahdahsyatnya gelombang.
Yang tertatih jatuh dan bangun sendiri dalam jiwa rapuh yang kadang bimbang.
Yang kadang tersesat bak hewan ternak tatkala gelap pulang ke kandang.

Adalah kegembiraan dan kesedihan hanyalah fatamorgana dalam waktu.
Tawa dan tangis dalam kehidupan begitu cepat datang dan berlalu.
Ada luka yang begitu dalam dan kuat bagaikan goresan sembilu.
Dan hanya pada-Nya jiwa rapuh ini akan menuju.

III
Semua akan berakhir fana dalam ketakabadian semesta.
Kematian akan datang bagai barisan prajurit yang gegap gempita.
Menghadap kembali pada-Nya dengan kepala tertunduk atau tengadah.
Menjadi sang budak yang menyesali diri atau berbahagia dalam rahmat-Nya.

Dalam kegelapan dan kesunyian perjalanan seorang hamba berkata.
Telah kutitipkan kerinduanku pada kaum muda perindu surga.
Telah kusampaikan pesan-pesan pada mereka yang perkasa.
Agar hidup dalam harga diri dan rasa bangga.

IV
Kala panggilan kekasih-Ku datang menjemput.
Dan titipan jiw pada jasad fana ini tercerabut.
Berharap hanya  nama-Mu  jua akan  kusebut.
Dan mendapat kebaikan sebagai pengikut.

Semua akan berakhir fana.
Kelak tiada duka dan bahagia.
Tiada lagi benci dan tiada cinta.
Yang ada, hanya balasan taqdir-Nya.


Musafir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar