Kamis, 18 Agustus 2011

282-2011. Wahai anak, Dengarlah Pesanku ini

282-2011. Wahai anak, Dengarlah Pesanku ini

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan


I
Kukisahkan padamu tentang perjalanan panjang yang telah kulalui.
Tentang segala kebahagiaan dan  kepedihan yang  telah kutemui.
Tentang hakekat dibalik  sesuatu yang  dahulunya  tersembunyi.
Dan kini  telah terbuka  bagaikan benderangnya sinar mentari.

Wasiat pertama tentang hidup di dunia yang berakhir fana.
Kebahagiaan  duniawi yang dikejar hanyalah fatamorgana.
Karena masa depan  setiap insan telah  pasti bagiannya.
Tinggallah  bagaimana  cara ia akan  mendapatkannya.

II
Ada manusia yang mempertuhankan dunia materi.
Ia mengira akan  mendapatkan  kebahagiaan hakiki.
Padahal  tiada yang dibawa tatkala dirinya kelak mati.
Kecuali amalan baik  yang mendapat  balasan dari Ilahi.

Ada pula manusia yang memimpikan kesenangan jabatan.
Dengan segala cara apa yang dicitakan haruslah didapatkan.
Tak peduli jalan yang halal dan haram telah dicampuradukkan.
Yang penting diperoleh keinginan hawa nafsu yang diharapkan.

III
Belum lagi segolongan yang halalkan segala cara dapatkan harta.
Tak peduli membuat orang lain terzalimi dan cucurkan airmata.
Tak peduli karenanya orang terusir dan hidup terlunta-lunta.
Segala cara dipakai walau  harus  gunakan  sumpah dusta.

Lihatlah, betapa sejarah telah  memberikan pelajaran.
Tentang  para  penguasa  yang   menantang  Tuhan.
Di akhir  hidupnya keadaan mereka Dia hinakan.
Dan di  akherat rasakan pedihnya pembalasan.

IV
Wahai anak, betapa  banyak pendusta agama.
Yang  membiarkan anak yatim  hidupnya terhina.
Yang  menggusur  mereka  yang  tak  punya rumah.
Bersikap sewenang-wenang pada mereka yang lemah.

Adalah masa lebih dari cukup  untuk dijadikan pelajaran.
Mereka yang dulu begitu gagah kemudian dilemahkan.
Yang semula berharta banyak kemudian dimiskinkan.
dan yang dahulu berkuasa  kemudian dipenjarakan.

V
Itulah garis besar permainan kehidupan disetiap kurun.
Hukum-hukum yang tak berubah selama ribuan tahun.
Untuk itulah adanya  agama agar  kehidupan tersusun.
Dan semua  dibawah kendali Ilahi  Maha Pengampun.

Anakku, semua kemuliaan duniawi hanyalah kepalsuan.
Yang kelak berharga disisi-Nya hanya  amal kebaikan.
Hiduplah  selalu  dalam  tuntunan  dan  naungan Tuhan.
Agar kelak  setelah  mati tiada tangis  dan  penyesalan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar