Minggu, 14 Agustus 2011

277-2011. Syair Untuk Kekasih (12)

277-2011. Syair Untuk Kekasih (12)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Kekasih,
Malam ke lima belas ramadhan kini telah menjelang.
Separuh masa ujian menahan harus dan lapar takkan lagi terulang.
Ada hamba yang beruntung mendapat rahmat dan ada pula yang malang.
Sungguh  besar cinta kasih-Mu untuk para hamba di muka bumi yang luas terbentang.

Dalam alunan zikir para hamba yang pasrah, hamba pun larut dalam kehampaan makna.
Tak tahu kemana usia kehidupan diri yang menjelang  tua ini akan dibawa.
Bagai musafir yang jalani hidup seperti sepotong ranting yang patah.
Yang letih mencari makna dalam berbagai peristiwa

II
Kekasih, betapa daku kotoran debu dalam kemuliaan-Mu.
Tanpa malu  meminta  dalam  ketaktaatan  pada  firman-Mu.
Yang  masih sering lalai dan  melanggar  banyak  perintah-Mu.
Yang jarang tangisi hari kala tiada harapan kecuali ampunan-Mu.

Ada masa tatkala hati ini bicara dalam  tangis yang membuncah.
Tersedu  bagai anak kecil  dalam tatapan  bunda yang marah.
Ingin kembali keharibaanmu ungkapkan  segenap duka lara.
Sebagaimana para pencinta-Mu yang tak kenal menyerah.

III
Kekasih, inilah daku yang tertipu dalam sekaratnya dunia.
Yang terhadap abadinya nikmat-Mu masih sering terlena.
Seolah hidup ini hanya jasad yang layu hancur jadi tanah.
Tanpa  pertanggung jawaban dalam pastinya Mahkamah.

Betapa sering datang peringatan saat saksikan kematian.
Jasad yang  begitu gagah  jadi busuk  dan berhamburan.
Wajah-wajah cantik mendelik  seakan melihat kengerian.
Tetapi hanya  sejenak, setelah itu  kembali ia terlupakan.

IV
Kekasih, hamba ingin datang pada-Mu dengan kepala tegak.
Jadi pengamal peringatan demi peringatan-Mu yang begitu bijak.
Pasrahkan hidup ini kepada-Mu wahai  Sang Maha Pemilik Kehendak.
Bagai pasrahnya seorang bayi yang dalam pelukan ibu tertidur nyenyak.

Dalam munajad yang sering tergesa karena banyaknya godaan duniawi.
Bermohon  hamba yang nista pada-Mu  wahai Zat Yang  Maha Suci.
Berilah hamba kekuatan jiwa  untuk persiapan  menjelang mati.
Dan merindukan kehidupan akherat kelak yang kekal abadi.

al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar