36-2012. Syair-Syair Kebangkitan (3)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Engkaukah itu? Sosok rajawali yang terbang tinggi di angkasa sunyi nan luas.
Engkaukah itu?Sang singa gurun dengan tatapan mata dingin nan buas.
Engkaukah itu?Sang Pengembara kehidupan yang tak mudah puas.
Engkaukah itu?Sosok Elang perkasa yang hancurkan padas.
Ataukah engkau hanya sesosok burung pipit hidup dari padi di sawah petani?
Yang tak mampu tegakkan muka dihadapan musuh-musuh yang berani.
Yang hanya bersenandung habiskan masa emasmu sepanjang hari.
Atau engkau yang dilenakan permainan-permainan duniawi.
II
Engkaukah itu?Keturunan para pengembara surga yang taklukkan dunia?
Yang mampu hancurkan kekuatan superpower Romawi dan Persia.
Yang taklukkan dataran luas dari Arabiya sampai Ferghana.
Dan mengukir sejarah tujuh ratus tahun lamanya.
Kini engkau telah menjadi elang yang terbiasa hidup bak anak ayam.
Yang mengais tanah dan takut menerjang tebing-tebing curam.
Yang berlari terbirit-birit manakala musuh menggeram.
Yang hanya menangis ditangan musuh yang kejam.
III
Kini, kebanggaan supremasi masa silam hanya sejarah tak bermakna.
Bumi para nabi pun telah bergelimang sumber minyak yang kaya.
Gedung-gedung megah dan kesombongan ilmu merajalela.
Tinggallah kejayaan yang pernah ada jadi nostalgia.
Tiada lagi Singa gurun yang ditakuti musuh di segala penjuru bumi.
Yang pedang kebenarannya menyergap musuh bak kilatan api.
Habis sudah para pemimpin orang beriman yang berani.
Tinggallah pemimpin yang menjual kekayaan negeri.
IV
Engkaukah itu?Putra masa depan yang menjadikan sebuah harapan.
Yang tak mampu digertak dan dibujuk dengan berbagai rayuan.
Yang jadikan kitab suci sebagai satu-satunya landasan iman.
Serta jadikan hidup dan mati mencari keridhoan Tuhan.
Wahai para putra yang muncul dari tengah gurun berdebu nan tandus.
Wahai putra para yang pernah menguasai Eropa dan tanah Hindus.
Wahai para pencinta pernah kuasai dunia bak badai berhembus.
Penuhilah janji-Nya yang berbalas kenikmatan surga Firdaus.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Engkaukah itu? Sosok rajawali yang terbang tinggi di angkasa sunyi nan luas.
Engkaukah itu?Sang singa gurun dengan tatapan mata dingin nan buas.
Engkaukah itu?Sang Pengembara kehidupan yang tak mudah puas.
Engkaukah itu?Sosok Elang perkasa yang hancurkan padas.
Ataukah engkau hanya sesosok burung pipit hidup dari padi di sawah petani?
Yang tak mampu tegakkan muka dihadapan musuh-musuh yang berani.
Yang hanya bersenandung habiskan masa emasmu sepanjang hari.
Atau engkau yang dilenakan permainan-permainan duniawi.
II
Engkaukah itu?Keturunan para pengembara surga yang taklukkan dunia?
Yang mampu hancurkan kekuatan superpower Romawi dan Persia.
Yang taklukkan dataran luas dari Arabiya sampai Ferghana.
Dan mengukir sejarah tujuh ratus tahun lamanya.
Kini engkau telah menjadi elang yang terbiasa hidup bak anak ayam.
Yang mengais tanah dan takut menerjang tebing-tebing curam.
Yang berlari terbirit-birit manakala musuh menggeram.
Yang hanya menangis ditangan musuh yang kejam.
III
Kini, kebanggaan supremasi masa silam hanya sejarah tak bermakna.
Bumi para nabi pun telah bergelimang sumber minyak yang kaya.
Gedung-gedung megah dan kesombongan ilmu merajalela.
Tinggallah kejayaan yang pernah ada jadi nostalgia.
Tiada lagi Singa gurun yang ditakuti musuh di segala penjuru bumi.
Yang pedang kebenarannya menyergap musuh bak kilatan api.
Habis sudah para pemimpin orang beriman yang berani.
Tinggallah pemimpin yang menjual kekayaan negeri.
IV
Engkaukah itu?Putra masa depan yang menjadikan sebuah harapan.
Yang tak mampu digertak dan dibujuk dengan berbagai rayuan.
Yang jadikan kitab suci sebagai satu-satunya landasan iman.
Serta jadikan hidup dan mati mencari keridhoan Tuhan.
Wahai para putra yang muncul dari tengah gurun berdebu nan tandus.
Wahai putra para yang pernah menguasai Eropa dan tanah Hindus.
Wahai para pencinta pernah kuasai dunia bak badai berhembus.
Penuhilah janji-Nya yang berbalas kenikmatan surga Firdaus.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Dimana kini singa gurun bumi anbiya
BalasHapusTelah hidup dikandang-kandang kambing yang makmur, yang diangun dengan minyak dari bumi yang dirahmati.
Hapus