28-2012. Dengarlah Wahai Kaum Muda!
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Hari ini umat begitu terhina bak menggigilnya anak ayam dalam incaran sang raja angkasa.
Tiada Quttuz muda Pemegang Panji penghacur duapuluh ribu Tentara Hulagu yang perkasa.
Hanya perasaan rendah diri bak anak kambing yang terkapar lemah karena pagutan ular berbisa.
Menunggu burung nasar akan meluluhlantakkan onggokan dagingnya dalam kesenangan pesta pora.
Mana para singa muda penerus tradisi penaklukkan yang datang dari ganasnya gurun pasir Arabiya?
Mana para pemegang panji kebenaran yang pekikan takbirnya hancurkan penguasa angkara.
Tak lagi terdengar pekikan tunggal yang menggetarkan simbol-simbol syaitan di alam raya.
Tinggallah sejarah dan kenangan masa lalu bahwa mereka umat yang pernah berjaya.
II
Supremasi dunia masa depan?hanya utopia bak burung pipit yang ingin jadi rajawali.
Takkan muncul taring singa dari seekor kambing yang hidup di ladang-ladang sayur petani.
Masa-masa emas melatih prinsip dan ketegaran dihabiskan dengan permainan semu sampai pagi.
Tanpa sadar bahwa semua telah diatur balatentara syaitan yang menjebak hamba-Nya melalui teknologi.
Ada yang mencibir ketika datang peringatan bahwa ladang sayur bukan tempat latihan singa perkasa.
Karena ia lupa kalau sesungguhnya ia putra singa yang terbiasa memakan makanan domba.
Yang sampai usianya tidak pernah mensyukuri pemberian taring tajam yang berbisa.
Kecuali hanya habiskan waktu untuk makan, tidur, dan bersenda gurau saja.
III
Lihatlah, balatentara syaitan telah kerahkan segala upaya melemahkanmu.
Segala permainan yang menyenangkan telah dibuat untuk habiskan masa waktumu.
Membuat tersia-sia kecemerlangan otak dan ketahanan fisik yang menjadi modal emasmu.
Sehingga hanya mencari sesuap nasi imbalan yang engkau peroleh dari perjuangan masa mudamu.
Sedang mereka, setiap saat fikirkan bagaimana jadikan engkau kambing gemuk yang lamban dan lemah.
Yang setiap saat bisa dijadikan rombongan srigala sebagai hewan pembantaian untuk pesta pora.
Mereka para musuh berkomplot kuras habis kekayaan bumi di negerimu yang begitu kaya.
Sampai kelak semuanya habis dan engkaupun jadi kelompok pengemis tak berdaya.
IV
Berhentilah merengek bagaikan bayi yang tak sanggup lepas dari pelukan ibunda.
Hanya dengan sedikit luka, seekor anak rajawali akan mampu terbang jadi raja angkasa.
Hanya dengan sehari lapar, seekor singa akan tegakkan kepala menjadi calon raja rimba raya.
Bukan menjadi burung pemakan padi di sawah yang puas hanya dengan banyaknya jumlah saja.
Pengukir sejarah masa silam adalah mereka yang mampu latih diri tahan penderitaan dan kehinaan.
Yang memiliki cita-cita besar dan semangat yang membaja menghadapi berbagai rintangan.
Yang jiwanya tak pernah menjadi lemah terhadap berbagai ejekan dan penghinaan.
Dan yang meyakini bahwa jalan yang ditempuhnya senantiasa diridhoi Tuhan.
Bangkitlah, wahai pemegang panji masa depan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar