Minggu, 08 Juli 2012

24-2012. Kepada Para Pendusta

24-2012.  Kepada Para Pendusta

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan



I
Engkau katakan pada kami semua ribuan janji.
Yang dari mulutmu sampai  bersumpah demi Ilahi.
Namun seiring waktu perkataan itu tidak engkau tepati.
Sungguh engkau tak takut pada pengadilan di akherat nanti.

Lidahmu  berputar-putar  begitu  fasih  ucapkan  janji dusta.
Seolah  malaikat suci yang  mencatat janjimu itu tiada.
Begitu fasih lidahmu mengatur indahnya bahasa.
Membuat terbuai fikiran  sesama manusia.

II
Apalah lagi jelang engkau butuhkan suara.
Ke semua tempat kau tebarkan senyum dan tawa.
Sosokmu seolah tampil bak calon pemimpin  berwibawa.
Padahal akhirnya rakyat kecil akan tertipu dan kembali kecewa.

Betapa daku tak habis fikir! alangkah  mudah janji engkau ukir.
Mulutmu sesumbar manis bagaikan madu yang mengalir.
Pidatomu  membuat  rakyat  terpukau dan tersihir.
Engkau tak peduli kelak tuntutan Yaumil  Akhir.

III
Manakala engkau  telah  dapatkan  kekuasaan.
Di matamu rakyat  kecil tak lebih hanyalah beban.
Yang tidaklah jadi amanah berat untuk disejahterakan.
Karena  programmu adalah  kumpulkan  harta  kekayaan.

Dosa! hanya sayup-sayup muncul saat sendiri jelang tidur.
Lama-kelamaan hati nurani dan  iman makin  mengendur.
Keserakahan menguat dan  menghilangkan  rasa syukur.
Serta makin kuat hawa nafsu yang diiringi sifat takabur.

IV
Mengapa engkau tak sadar atas akhir kehidupan insani.
Betapa banyak  penguasa di masa  silam terkubur di bumi.
Hartanya yang begitu banyak diperebutkan orang disana sini.
Sedang dikubur ia sibuk  bertanggungjawab pada malaikat Ilahi.

Sungguh sejarah telah mengajarkan buah akhir dari keserakahan.
Tiada yang  dibawa  ke dalam  kubur  lebih dari tiga  lapis kafan.
Begitu beratnya beban  yang dibawa kala  menghadap Tuhan.
Yang bahkan belum masuk liang kubur telah ditampakkan.

V
Wahai  penabur dusta, berhentilah bermain dengan dosa.
Waktu hidup kita di dunia ini hanya sebentar dan sedikit saja.
Ingatlah selalu beratnya pengadilan Ilahi yang  tiada pengacara.
Kecuali  amalan-amalan baik  sebagai perisai dan  pembebas siksa.

Mata, tangan,kaki, telinga, semua akan menjadi saksi setiap insan.
Semua menjadi pemberat atau peringan sesuai amal perbuatan.
Untuk  penentang-Nya  semua akan berakhir dengan siksaan.
Bagi yang takut pada-Nya akan dibalas dengan kebahagian.

Wahai Ilahi ampuni kami yang telah tersimpang jalan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar