Minggu, 29 Juli 2012

38-2012. Syair Untuk Angga di Limbang Jaya

38-2012. Syair Untuk Angga di Limbang Jaya

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Tersebut dengan sebuah negeri,
yang gemah ripah loh jinawi,
ditopang oleh demokrasi,
terjadi peristiwa yang ngeri.

Di bulan ramadhan penuh berkah,
Limbang jaya pun mengalir darah,
terkena tembakan kepala pecah,
gugurlah anak yang tak bersalah.

Mengapa marah seperti itu,
padahal syaitan telah di belenggu.
mengapa nurani jadi membatu,
dan memperturutkan hawa nafsu.

II
Sedih, tiada kata yang kan terucap,
tatkala semua menjadi kalap,
tak lagi tersentuh tangis dan ratap,
pengaruh syaitan telah menancap.

Apakah terfikir oleh mereka,
sungguh Allah tak pernah buta,
dibalas adil kecuali tanpa,
segala laku segala kata.

Kalau tak sekarang pastilah nanti,
semasa hidup ataupun mati,
di dunia resah selalu hati,
disempitkan pula pintu rezeki.

III
Angga, kelak tagihlah keadilanmu,
di padang mahsyar pasti bertemu,
segala alasan takkan berlaku,
di mahkamah-Nya fakta menang dirimu.

Walaupun engkau anak yang miskin,
puasa selalu pastilah yakin,
meninggal dirimu bak mujahidin,
surga bagimu pastilah yakin.

Ibu dan ayahmu pastilah sedih,
tangis dan sedan beriring rintih,
kehilangan dirimu yang masih putih,
menghadap Allah Maha Pengasih.

IV
Angga, semoga darahmu tak sia-sia,
akan di kenang di Indonesia,
menjadi korban nafsu manusia,
yang menjadi kuat karena kuasa.

Biarlah sejarah menjadi saksi,
tatkala keadilan bertangan besi,
catatan Ilahi tak pernah basi,
terpelihara disisinya begitu rapi.

Untukmu, untuk rakyat yang lemah,
tadahkan tangan kepada Allah,
supaya selalu tegar dan gagah,
serta tak kenal kata menyerah.

V
Kepada Ilahi hamba meminta,
berilah semua hati terbuka,
agar selesai semua sengketa,
menjadi baik  semua kita.

Amarah dan kuasa tiada berguna,
semua jabatan kelak kan sirna,
di akherat kelak akan merana,
dibalas derita laku durjana.

Ya Allah, ampuni kami yang banyak dosa,
berilah kesempatan selagi bisa,
supaya negeri aman sentosa,
sejahtera sampai akhir masa.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar