Jumat, 06 Juli 2012

021-2012. Syair Cinta Seorang Pengembara (6)



021-2012. Syair Cinta Seorang Pengembara (6)

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan

I
Guru, senja usia jelang mentari tenggelam kini telah hadir di depan mataku.
Kala dinginnya fajar telah mendekat tulang-tulangku mulai terasa ngilu.
Lintasan peristiwa demi peristiwa datang dari  jauhnya masa lalu.
Dan hari-hari kehidupan makin dekat ke kubur sunyi nan bisu.

Sedang kini, peradaban akhir zaman kian menggila.
Mereka  yang lemah  menjerit  tidak  berdaya.
Maksiat  dan dosa kini  makin merajalela.
Dan Kekuatan iblis makin berkuasa.

II
Dominasi ruhani kian terpinggirkan.
Agama dianggap masa lalu peradaban.
Kalaupun ada ia telah banyak dikomersialkan.
Yang dihargai dan dikaitkan dengan larisnya iklan.

Kesederhanaan dan kerendahan hati? jadi cemoohan manusia.
Harta dan kekuasaan menjadi indikator kesuksesan yang memperdaya.
Tak peduli bagaimana diperoleh dan bagaimana mempertanggungjawabkannya.
Sungguh jelang kiamat ini  peradaban dajjal yang  menyesatkan sudah begitu dipuja.

III
Kini,pejuang suci yang tinggalkan kesenangan duniawi menjadi pihak yang disalahkan.
Suara pemegang panji kebenaran dianggap pekik yang mengganggu pendengaran.
Kehidupan manusia, hanya habiskan umur  dengann  permainan  mengasyikkan.
Dan masa emas waktu muda pun berlalu tanpa ada karya yang dibanggakan.

Guru, tak sanggup lagi  muridmu angkat  kepala atas ketakberdaan diri.
Tangis dan  sedanku tertahan  melihat  kerusakan  hebatnya bumi.
Tinggal  sedikit  pembawa  obor kebenaran  dan pencinta Ilahi.
Dan para murid yang tekun pun satu per satu telah pergi.

IV
Guru, dalam masa yang tersisa murid akan berupaya.
Untuk  dapatkan seorang  pengganti yang gagah perkasa.
Yang matanya tajam bak elang pemburu di tingginya angkasa.
Yang tak mengenal takut pada sesama makhluk dimanapun berada.

Murid berdoa dan berharap akan ada seekor rajawali ditengah ribuan ayam.
Dengan pekiknya  membelah angkasa membuat jiwa penghuni bumi tercekam.
Yang dengan ketajaman sinar matanya sanggup tembus pekat dan gelapnya malam.
Dan sanggup menjadi  pemimpin agung seperti  Salahuddin Al Ayubi bak di masa silam.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus