008-2012. Syair Tawakkal
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Awali syair dengan Bismillah,
bermohon ridho kepada Allah,
memohon ampun bila tersalah,
dinaungi saat langit terbelah.
Syairku ini sebagai pengingat,
di zaman penuh dengan maksiat,
semoga diri sempat bertaubat,
sebelum diputus segala nikmat.
Hamba yang fakir akan bermadah,
tentang perkara disebut mudah,
namun diamal begitu susah,
karena dipakai disaat kalah.
II
Madahku ini tentang tawakkal,
yang sering tiada masuk diakal,
untuk dibuat sebagai bekal,
menghadap Allah yang Maha kekal.
Di dalam kitab telah disuruh,
Untuk bekerja memeras peluh,
selalu semangat tanpa mengeluh,
walau dapatnya hanya separuh.
Usaha itu bentuk syariat,
supaya tidak jadi melarat,
menjaga badan selalu sehat,
larang dan suruh selalu diingat.
Bila semua telah dikerja,
pada Ilahi serahkan saja,
jadilah hamba bernyali baja,
terjauh dari malas dan manja.
III
Didalam kitab Tuhan sebutkan,
taqdir manusia Dia tentukan,
manusia hanya mengusahakan,
sebagai bagian dari kewajiban.
Hidup haruslah banyak bersyukur,
supaya jauh sifat yang kufur,
pabila sukses tidak takabbur,
pabila gagal tidaklah hancur.
Terkadang upaya haruslah gagal,
jangan menjadi sedih dan kesal,
Bila berhasil jadikan bekal,
tingkatkan iman dan ilmu akal.
IV
Betapa banyak orang yang sesat,
tak takut rezeki campur maksiat,
bila berhasil merasa hebat,
pabila gagal mengumpat-umpat.
Apabila akal telah di tuhankan,
Segala jalan kan diupayakan,
cara yang salah ia benarkan,
maksiat pasti dia kerjakan.
Beruntung bila si hamba sadar,
disisi Allah semua qodar,
walau difikir sampai kelengar,
tak akan kalah sang Maha Pintar.
V
Sebab itu hamba sampaikan,
tawakkal Allah untuk pegangan,
jalani hidup yang disuruhkan,
jauhi larangan yang disebutkan.
Kalau semua telah dijalankan,
niscaya bahagia kan diberikan,
rasa syukur kan ditambahkan,
akherat kelak kan diselamatkan.
Madahkan ini akan berakhir,
waktu berlalu kian mengalir,
semoga jadi renung dan fikir,
sebelum fana jasad yang zahir.
Inderalaya 6 Juni 2012
Al Fafir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Awali syair dengan Bismillah,
bermohon ridho kepada Allah,
memohon ampun bila tersalah,
dinaungi saat langit terbelah.
Syairku ini sebagai pengingat,
di zaman penuh dengan maksiat,
semoga diri sempat bertaubat,
sebelum diputus segala nikmat.
Hamba yang fakir akan bermadah,
tentang perkara disebut mudah,
namun diamal begitu susah,
karena dipakai disaat kalah.
II
Madahku ini tentang tawakkal,
yang sering tiada masuk diakal,
untuk dibuat sebagai bekal,
menghadap Allah yang Maha kekal.
Di dalam kitab telah disuruh,
Untuk bekerja memeras peluh,
selalu semangat tanpa mengeluh,
walau dapatnya hanya separuh.
Usaha itu bentuk syariat,
supaya tidak jadi melarat,
menjaga badan selalu sehat,
larang dan suruh selalu diingat.
Bila semua telah dikerja,
pada Ilahi serahkan saja,
jadilah hamba bernyali baja,
terjauh dari malas dan manja.
III
Didalam kitab Tuhan sebutkan,
taqdir manusia Dia tentukan,
manusia hanya mengusahakan,
sebagai bagian dari kewajiban.
Hidup haruslah banyak bersyukur,
supaya jauh sifat yang kufur,
pabila sukses tidak takabbur,
pabila gagal tidaklah hancur.
Terkadang upaya haruslah gagal,
jangan menjadi sedih dan kesal,
Bila berhasil jadikan bekal,
tingkatkan iman dan ilmu akal.
IV
Betapa banyak orang yang sesat,
tak takut rezeki campur maksiat,
bila berhasil merasa hebat,
pabila gagal mengumpat-umpat.
Apabila akal telah di tuhankan,
Segala jalan kan diupayakan,
cara yang salah ia benarkan,
maksiat pasti dia kerjakan.
Beruntung bila si hamba sadar,
disisi Allah semua qodar,
walau difikir sampai kelengar,
tak akan kalah sang Maha Pintar.
V
Sebab itu hamba sampaikan,
tawakkal Allah untuk pegangan,
jalani hidup yang disuruhkan,
jauhi larangan yang disebutkan.
Kalau semua telah dijalankan,
niscaya bahagia kan diberikan,
rasa syukur kan ditambahkan,
akherat kelak kan diselamatkan.
Madahkan ini akan berakhir,
waktu berlalu kian mengalir,
semoga jadi renung dan fikir,
sebelum fana jasad yang zahir.
Inderalaya 6 Juni 2012
Al Fafir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar