Rabu, 20 Juni 2012

017-2011. Syair-Syair Malam (3)

017-2011. Syair-Syair Malam (3)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan



I
Seorang anak kecil merengek di tengah malam dalam pelukan ibunya.
Ia mengigau curahkan  kepedihan yang terpendam  dihati kecilnya.
Rindukan sosok ayah tempat bermanja seperti teman-temannya.
Impikan harapan sederhana tentang utuhnya sebuah keluarga.

Tapi adalah taqdir dalam rapatnya keghaiban belum ia fahami.
Tanpa kasih seorang ayah ia akan songsong masa depan mandiri.
Dengan  kekuatan jiwa ia yang terlatih ia akan perkasa bak rajawali.
Tegakkan jati diri mencari  kemuliaan hidup di atas  bumi ciptaan Ilahi.

II
Adalah manusia, dilahirkan dalam kerangka metamorfosis kehidupan.
Sebahagian kecil bergelimang kemewahan bak seorang pangeran.
Hidupnya bak  burung pipit yang dibawakan induknya  makanan.
Tiada tetes airmata menahan perihnya perut karena kelaparan.

Namun sebahagian besar harus bergulat dengan ketiadaan.
Lapar, haus, dan  pengusiran  akrab  dengan  keseharian.
Tiada  tempat  curahkan  pinta  kecuali  kepada Tuhan.
Karena terhadap penguasa telah hilang  kepercayaan.

III
Terlihat  mata yang sinis  terhadap  kaum duafa.
Seakan terhadap nikmat Ilahi merekapun lupa.
Sehingga  kekayaan yang diberi jadi berhala.
Yang dengan semua itu pasti kan bahagia.

Padahal harta bak musim yang berganti.
Setiap saat bisa hilang  yang telah dimiliki.
Sebagai titipan dari-Nya Sang Pemilik Abadi.
Yang akan  diberikan pada yang dikehendaki.

IV
Hamba-Nya yang fana bukanlah pemilik keabadian.
Semua kesenangan terputus kala datang kematian.
Yang dibawa ke kuburnya hanya  tiga lapis kain kafan.
Yang itupun dalam  waktu tak lama hancur berceceran.

Dunia!begitu indah bagi para pencinta kesenangan mata.
Harta!menjadi  ukuran seseorang agar dipandang mulia.
Kekuasaan!akan membuat pemegangnya dipuja-puja.
Tinggallah yang  abadi  mengejar yang  sementara.

V
Rajawali yang  perkasa kelak akan  tumbang.
Harimau yang gagah hanya tinggal belang.
Manusia  mulia dan hina akan  dikenang.
Setelah tiada bak gugurnya kembang.

Mengapa mengejar yang akan sirna?
Sekuat  tenaga  cari yang akan  fana?
Lalai dengan kehidupan di akherat sana.
Yang  abadi dalam  bahagia atau merana.

Dengan kasih-Mu, ampuni kami Ya Robbana!


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

1 komentar:

  1. Reques aku bang Hamdi Akhsan.syair Bleckberriy messenjer makasih bang sebelum nya.

    BalasHapus