302-2011. Senandung Musim Penghujan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Awan tebal bergelayut tebal menghadang cakrawala.
Simpan kerinduan pada hijaunya daun yang hiasi lebatnya rimba.
Sebentar lagi, hujan turun sirami dataran dan penuhi luasnya samudera.
Sungguh itulah hukum dan curahan rahmat Ilahi Sang Pemelihara Alam Semesta.
Sebagian hamba-Nya memandang ke langit dengan cahaya mata yang bersyukur.
Berharap dengan siraman hujan padi-padi di sawah akan tumbuh subur.
Lahan tanam yang mengering saat kemarau berubah jadi lumpur.
Betapa banyaknya nikmat Ilahi yangsulit untuk diukur.
II
Penghuni air ungkap kebahagiaan menyambut hujan.
Sepanjang malam tak letih senandungkan berbagai nyanyian.
Sebagai manifestasi rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan.
Itulah ketaatan sebagian makhluk yang pasrah dengan hukum-hukum Tuhan.
Air, hujan, sungai, dan danau menjadi bagian nikmat yang tak terpisahkan.
Dengan pemberian ini makhluk Allah dapat melanjutkan kehidupan.
Dengannya masa aktif dan istirahat penghuni bumi digilirkan.
Itulah hak hidup untuk hamba-Nya diseimbangkan.
III
Namun sebahagian manusia lupa untuk mensyukuri.
Yang menjadi ukuran baginya hanyalah kepentingan pribadi.
Nikmat hujan yang diberikan-Nya dianggap kesusahan menghalangi.
Sehingga mereka pun terjauh dari ketenangan dan ketajaman mata hati.
Bahkan ada yang sebahagian menganggap hujan adalah sumber malapetaka.
Memunculkan genangan dan banjir yang hadirkan banyak duka lara.
Padahal karena dihalanginya jalan resapan air ke dalam tanah.
Dan banyaknya manusia menimbun sawah dan rawa.
IV
Sungguh betapa perlu manusia banyak merenung.
Betapa telah terjadi kerusakan hebat di laut dan gunung.
Ketak seimbangan alam membuat air bah datang menggulung.
Lahirkan duka dan air mata bagi mereka yang hidupnya tak beruntung.
Datangnya hujan, membawa rahmat dan kebaikan di bumi sejak dahulu.
Namun bisa pula lahirkan musibah yang tanamkan kenangan pilu.
Musibah dan rahmat berdampingan dalam kejadian itu.
Sebagai wujud kuasa dari Ilahi Yang Satu.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar