301-2011. Taqdir Masa
oleh
Hamdi Akhsan
I
Hari ini, kudengar keluhan dari seorang istri.
Mengapa suaminya pergi pagi dan pulang telah dini hari.
Bekerja keras siang dan malam lupakan segenap sakit dan nyeri.
Tangan dan kaki dilangkahkan harapkan rahmat Ilahi Sang Maha Pemberi.
Dengan bijak sang suami mengucapkan kalimat sederhana secara perlahan.
Setiap masa memiliki karakteristik yang didalamnya keistimewaan.
Pada tahapan usia tertentu ada aktivitas yang didahulukan.
Sebagai bagian Sunnatullah bagi setiap insan.
II
Kelak, bila kita diberi Allah usia yang panjang.
Aku akan berada disisimu tiap saat tak pernah menghilang.
Engkau akan bosan karena tak sempat berpisah seperti sekarang.
Sampai diantara kita nanti dijemput malaikat maut tanpa diundang.
Setiap masa Tuhan telah memberikan karakteristik pada hamba-Nya.
Yang didalamnya terkandung perintah-perintah dan larangan-Nya.
Yang masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya.
Yang berlaku di bumi untuk semua penghuninya.
III
Masa kecil, tatkala hati dan fikiran dibuai mimpi .
Hanya ada gelak tawa, wajah bahagia dan ketulusan hati.
Tiada kelicikan berfikir dan kecurangan hidup yang tersembunyi.
Hanya ada dunia indah yang didalamnya kasih sayang yang tak bertepi.
Masa muda, tatkala tubuh perkasa bak kepakan sayap burung garuda.
Bibir mampu lontarkan kalimat yang menggetarkan bagai singa.
Ingin segera meraih segala kemuliaan dan genggam dunia.
Dan jadi pengukir tonggak sejarah peradaban manusia.
IV
Ada suatu masa kala beban seorang ayah begitu berat.
Dalam keadaan apapun segalanya harus dijalani dengan kuat.
Memimpin anak-anaknya sebagai amanah kelak ditagih di akherat.
Dan menjaga mereka agar tak terjerumus ke dalam jurang maksiat.
Tapi, terbalik kelak kala usianya telah beranjak ke senjakala kehidupan.
Tinggallah diri menuai apa yang telah diberikan dan dicontohkan.
Pastilah takkan tumbuh padi dari rumput yang ditanamkan.
Dan kesenangan atau kesedihanlah sebagai balasan.
V
Setelah insan tiada, ada yang tetap hidup dalam hati manusia.
Mereka yang tinggalkan jejak cemerlang dalam kehidupannya.
Atau mereka yang meninggalkan genangan dosa perbuatannya.
Yang lahirkan pujian atau caci maki bagi generasi sesudahnya.
Setiap masa selalu ada dua sisi kehidupan yang berhadapan.
Yang melekat sampai sang hamba dijemput malaikat kematian.
Hidup yang bahagia atau penuh penderitaan abadi disisi Tuhan.
Itulah hukum-Nya yang tetap sebagaimana telah difirmankan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar