45-2012. Surat Terbuka Kepada Seorang Hamba Allah (2)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Saudaraku...
Di hari ini kudengar lagi keputusanmu yang dikuasai oleh amarah di hati.
Aku tak tahu mengapa seolah tiada lagi kesempatan yang engkau beri.
Atas kesalahan terhadapmu yang dirinya sendiri pun tak mengetahui.
atau memanggilnya untuk disampaikan hal yang tak engkau setujui.
Saudaraku...
Mumpung hari ini Tuhan masih memberi kesempatan buat kita.
Mumpung lidah kita masih belum kelu untuk sampaikan kata.
Mumpung kalimat yang dapat diungkap belum terbata-bata.
Marilah kita saling melapangkan sebelum tertutup mata.
II
Saudaraku...
Manatahu hidup kita yang fana ini tiba-tiba berakhir.
Tak guna lagi harta begitu banyak yang mengalir.
Tak guna lagi jabatan dan prestasi yang diukir.
Semua kelak pasti akan diadili di yaumil akhir.
Beri maaf selama kesempatan masih ada.
Sebelum nafas tersengal di dalam dada.
sebelum malaikat tiba membawa gada.
Sebelum sesal diri berguna pun tiada.
III
Saudaraku...
Hari ini jelang sepuluh terakhir puasa.
Mengapa amarahmu tak luntur di dada.
Mengapa tak kau beri waktu untuk berkata.
Seolah hanya salah saja yang di depan mata.
Di hari baik ini kusampaikan kata-kata nasehat.
Pembunuh saja ada batas hukuman yang di buat.
Hakim buruk pun ada waktu bela diri sang penjahat.
Atau engkau tidak takut kezaliman berbalas di akherat.
IV
Saudaraku...
Kekuasaan duniawi yang diberikan Allah hanya titipan.
Ia pun akan pergi sebelum nyawa lepas dari badan.
Harta yang banyak pun akan habis dan diwariskan.
Dan tinggal berbungkus kain menghadap Tuhan.
Mengapa masih menyimpan amarah begitu lama.
Tidakkkah membuat dada terasa tidak nyaman saja.
Mari kita saling memberi maaf dan melupakan semua.
Agar kelak disisi-Nya kita mendapat kebaikan dan pahala.
Ya Allah, maafkan kami yang akan berakhir fana!
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Saudaraku...
Di hari ini kudengar lagi keputusanmu yang dikuasai oleh amarah di hati.
Aku tak tahu mengapa seolah tiada lagi kesempatan yang engkau beri.
Atas kesalahan terhadapmu yang dirinya sendiri pun tak mengetahui.
atau memanggilnya untuk disampaikan hal yang tak engkau setujui.
Saudaraku...
Mumpung hari ini Tuhan masih memberi kesempatan buat kita.
Mumpung lidah kita masih belum kelu untuk sampaikan kata.
Mumpung kalimat yang dapat diungkap belum terbata-bata.
Marilah kita saling melapangkan sebelum tertutup mata.
II
Saudaraku...
Manatahu hidup kita yang fana ini tiba-tiba berakhir.
Tak guna lagi harta begitu banyak yang mengalir.
Tak guna lagi jabatan dan prestasi yang diukir.
Semua kelak pasti akan diadili di yaumil akhir.
Beri maaf selama kesempatan masih ada.
Sebelum nafas tersengal di dalam dada.
sebelum malaikat tiba membawa gada.
Sebelum sesal diri berguna pun tiada.
III
Saudaraku...
Hari ini jelang sepuluh terakhir puasa.
Mengapa amarahmu tak luntur di dada.
Mengapa tak kau beri waktu untuk berkata.
Seolah hanya salah saja yang di depan mata.
Di hari baik ini kusampaikan kata-kata nasehat.
Pembunuh saja ada batas hukuman yang di buat.
Hakim buruk pun ada waktu bela diri sang penjahat.
Atau engkau tidak takut kezaliman berbalas di akherat.
IV
Saudaraku...
Kekuasaan duniawi yang diberikan Allah hanya titipan.
Ia pun akan pergi sebelum nyawa lepas dari badan.
Harta yang banyak pun akan habis dan diwariskan.
Dan tinggal berbungkus kain menghadap Tuhan.
Mengapa masih menyimpan amarah begitu lama.
Tidakkkah membuat dada terasa tidak nyaman saja.
Mari kita saling memberi maaf dan melupakan semua.
Agar kelak disisi-Nya kita mendapat kebaikan dan pahala.
Ya Allah, maafkan kami yang akan berakhir fana!
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar