295-2011. Renungan Musim (Hujan)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Adalah hukum-Nya yang telah terjadi sejak bumi dicipta.
Simetri penciptaan makhluk selalu terbagi menjadi dua.
Pasangan yang diberi untuk pria adalah seorang wanita.
Disisi beratnya kesedihan Dia sandingkan rasa gembira.
Adalah musin berganti Dia datangkan secara bergantian.
Setelah berakhir musim kemarau datang musim hujan.
Semua bermanfaat bagi manusia, tumbuhan dan hewan.
Sungguh betapa ilmu Ilahi dalam segala kesempurnaan.
II
Dalam musim hujan begitu banyak makhluk yang diberkati.
Bijian-bijian tumbuh merekah bersama bersinarnya mentari.
Telur ikan menetas dan kodok keluar dari tempat sembunyi.
Dan para petani tersenyum karena mulai bisa bertanam padi.
Namun sebahagian manusia kehilangan rasa syukur atas nikmat.
Akibat keserakahan hutan-hutan penyimpan air habis dibabat.
Terjadi banjir yang melanda setelah datangnya hujan lebat.
Dan terjadilah musibah dan penderitaan yang begitu hebat.
III
Airmata dan ratapan terdengar dari mulut rakyat biasa.
Tatkala banjir membuat sawah ladang rusak binasa.
Halangi terjadinya penebangan liar mereka tak bisa.
Mereka hanya mampu mengadu pada Yang Kuasa.
Kepada alam harusnya ada prinsip keseimbangan.
Penebangan hendaknya diiringi dengan penanaman.
Sungai-sungai dijaga agar sampah tak buat kebajiran.
Tanah-tanah tidak ditutup beton agar tetap ada resapan.
IV
Dalam hujan betapa banyak makhluk yang beruntung.
Tumbuhan berbuah jadi makanan bagi burung-burung.
Pucuk-pucuk tumbuhan muda jadi makanan lutung.
Banyak sekali nikmat Ilahi yang tak mungkin dihitung.
Hujan membawa air yang bersih susuri kegelapan tanah.
Muncul memercik jernih dari mata air ke dataran rendah.
Menjadi pembersih bagi mereka yang suka beribadah.
Jadi penambah iman terhadap ciptaan Yang Maha Indah.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar