292-2011. Ibu, Dengarlah Kerinduanku (3)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Ibu, sebentar lagi lebaran idhul adha hampir tiba.
Teringat masa kecilku saat datang merengek manja.
Tanyakan baju baru untuk pergi silaturahmi ke tetangga.
Serta pergi jalan-jalan dengan teman diselingi tawa dan canda.
Tatkala malam pergi ke mesjid dengan teman-teman takbiran.
Mikrofon dan pemukul beduk selalu jadi bahan rebutan.
Rasanya begitu bangga mendengar irama pukulan.
Sungguh masa kecil yang membahagiakan.
II
Ibu, menetes deras air mataku kala teringat.
Kala lebaran kau pakai baju yang telah lama dibuat.
Demi bahagia anakmu berbaju baru pun ibu tak sempat.
Sungguh perjuangan yang berhiaskan tangisan dan keringat.
Tiada duka dan kesedihan di wajah teduhmu yang terpancar.
Tapi sorotan mata tulusmu tak mungkin menghindar.
Dan beningnya air mata kelopak mata yang tergetar.
Kala ziarahi ayah yang tak iringi kami sampai besar.
III
Ibu, Lebaran idhul adha tahun ini kita tak bersama.
Tapi untuk akan selalu nanda panjatkan untaian doa.
Agar ibu diberi usia panjang dan kesehatan yang prima.
Dan selalu berada dalam kehidupan penuh iman dan taqwa.
Maafkan anaku yang terkadang lalai dalam kasih sayang.
Dalam jiwa terdalamku ibunda tak pernah hilang.
Ibunda selalu ada dan setiap saat terbayang.
Di tengah sepinya malam ataupun siang.
IV
Ibu, teringat kala takbir berkumandang.
Menangis aku kala mengenang masa yang hilang.
Bersamamu jalani hari-hari dari masa kecil yang panjang.
Sampai anakmu hadapi tantangan hidup yang luas terbentang.
Ibu, maafkan daku selama ada waktu untuk ucapkan kata itu.
Ikhlaskan segenap perjuanganmu menjaga hidupku.
Berikan doa dan restu agar selalu lurus jalanku.
Moga kelak di dalam ridho-Nya kita bersatu.
Ibu, anakmu rindu.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
nice poem.......two thumbs up for u sir.....
BalasHapuspolos dan indah, terasa damai dunia di pelukan bunda yang bersahaja,,
BalasHapus