Rabu, 21 September 2011

285-2011. Senandung Taubat.

285-2011. Senandung Taubat.

                   Oleh
                   Hamdi Akhsan

I
Kekasih,
Masihkah berharga disisi-Mu airmata seorang hamba yang berlumur dosa?
Adakah tempat bagi hamba untuk dapatkan rahmat-Mu Yang Maha Pemurah.
Adakah Engkau masih mau menerima hamba yang berulang-ulang berbuat salah.
Bagai seekor anak ayam yang tersesat dalam rimba raya tak tahu harus melangkah.

Masihkah  disisi-Mu ada  tempatku untuk  kembali untuk  perbaiki semua  kesalahan?
Masih cukup berhargakah semua istighfar  yang terlantun dalam  tangis perlahan.
Masihkah tersisa dalam  kelamnya hati tempat  tebarkan benih-benih kebaikan.
Sebagai budak  yang membangkan  namun ingin kembali  pada Sang tuan.

II
Kekasih,
Betapa malu menyebut  kata itu dalam amal yang berbalut dusta?
Telah berulang  sudah kata-kata  taubat ini  bersimbah airmata.
Namun  betapa berat  untuk  satunya  perbuatan dan kata.
Agar diri ini  mendapat curahan  kasih sayang  dan cinta.

Betapa ingin jiwa ini hidup dalam  cahaya kebenaran.
Setiap detik hidup ini senantiasa  dalam keimanan.
Ikhlas  dalam  ridho-Mu  jua  yang  diharapkan.
Sebagaimana fitrah dalam jiwa ini dambakan.

III
Dalam kesendirian kesadaran sering muncul.
Bayangkan  berat siksa kala  pinta tak terkabul.
Betapa sengsaranya kelak dosa-dosa harus dipikul.
Dan bengisnya para malaikat-Mu yang akan memukul.

Dalam sendiri teringat mereka yang terbaring dikubur sunyi.
Tanpa seorang  pembela jalani panjang dan beratnya hari-hari.
Tubuh tersayat  luka-luka yang  dalam  dihantam  sayatan cemeti.
Tiada kekuatan apapun yang diandalkan kecuali amal dalam hidup ini.

IV
Kekasih,
Masihkan bermakna airmata ratapi kesalahan berulang yang dilakukan.
Masihkah Engkau akan menerima rengekan doa dengan ratapan.
Masihkah ampunan untuk para pendosa ini Engkau sediakan.
Agar sebelum raga  berpisah  nyawa  masih ada harapan.

Kekasih, pada-Mu jua  hamba pintakan ampunan.
Pada-Mu jua hamba bermohon perlindungan.
Agar Engkau ampuni dosa  seluas lautan.
Di saat kelak nyawa tiada lagi dibadan.

Kekasih, Ridho-Mu jua yang hamba harapkan.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar