282-2011. Wahai anak, Dengarlah Pesanku ini
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kukisahkan padamu tentang perjalanan panjang yang telah kulalui.
Tentang segala kebahagiaan dan kepedihan yang telah kutemui.
Tentang hakekat dibalik sesuatu yang dahulunya tersembunyi.
Dan kini telah terbuka bagaikan benderangnya sinar mentari.
Wasiat pertama tentang hidup di dunia yang berakhir fana.
Kebahagiaan duniawi yang dikejar hanyalah fatamorgana.
Karena masa depan setiap insan telah pasti bagiannya.
Tinggallah bagaimana cara ia akan mendapatkannya.
II
Ada manusia yang mempertuhankan dunia materi.
Ia mengira akan mendapatkan kebahagiaan hakiki.
Padahal tiada yang dibawa tatkala dirinya kelak mati.
Kecuali amalan baik yang mendapat balasan dari Ilahi.
Ada pula manusia yang memimpikan kesenangan jabatan.
Dengan segala cara apa yang dicitakan haruslah didapatkan.
Tak peduli jalan yang halal dan haram telah dicampuradukkan.
Yang penting diperoleh keinginan hawa nafsu yang diharapkan.
III
Belum lagi segolongan yang halalkan segala cara dapatkan harta.
Tak peduli membuat orang lain terzalimi dan cucurkan airmata.
Tak peduli karenanya orang terusir dan hidup terlunta-lunta.
Segala cara dipakai walau harus gunakan sumpah dusta.
Lihatlah, betapa sejarah telah memberikan pelajaran.
Tentang para penguasa yang menantang Tuhan.
Di akhir hidupnya keadaan mereka Dia hinakan.
Dan di akherat rasakan pedihnya pembalasan.
IV
Wahai anak, betapa banyak pendusta agama.
Yang membiarkan anak yatim hidupnya terhina.
Yang menggusur mereka yang tak punya rumah.
Bersikap sewenang-wenang pada mereka yang lemah.
Adalah masa lebih dari cukup untuk dijadikan pelajaran.
Mereka yang dulu begitu gagah kemudian dilemahkan.
Yang semula berharta banyak kemudian dimiskinkan.
dan yang dahulu berkuasa kemudian dipenjarakan.
V
Itulah garis besar permainan kehidupan disetiap kurun.
Hukum-hukum yang tak berubah selama ribuan tahun.
Untuk itulah adanya agama agar kehidupan tersusun.
Dan semua dibawah kendali Ilahi Maha Pengampun.
Anakku, semua kemuliaan duniawi hanyalah kepalsuan.
Yang kelak berharga disisi-Nya hanya amal kebaikan.
Hiduplah selalu dalam tuntunan dan naungan Tuhan.
Agar kelak setelah mati tiada tangis dan penyesalan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar